Sedangkan jumlah vaksin yang didapatkan hanya 1.000 dosis saja, artinya untuk pendistribusian vaksin ini nanti akan di prioritaskan ke wilayah yang paling banyak terdapat kasus ngorok.
"Kita sudah minta pengajuan tambahan vaksin ngorok, karena 1000 dosis itu masih sangat sedikit.
Artinya masih banyak sekali wilayah yang belum mendapatkan vaksin," sampai Rakhmad.
Hingga saat ini kasus memang masih terus bertambah tercatat sudah ada sebanyak 86 ekor ternak kerbau dan sapi milik warga Kaur yang mati akibat penyakit ngorok.
BACA JUGA:Mahasiswa Nyambi jadi Kurir Ganja Bakalan Lama di Penjara
Terbaru kasus ada di Kecamatan Kaur Selatan wilayah perkantoran Padang Kempas, tiga ekor kerbau mati satu indukan dan dua ekor anaknya.
Sementara kasus paling banyak kasus tercatat di Kecamatan Tanjung Kemuning pada tanggal 8 Oktober yang lalu sebanyak 15 ekor kerbau milik warga dinyatakan mari akibat terjangkit penyakit yang sangat mematikan ini.
"Meskipun belum seluruhnya, bisa di berikan vaksinasi.
Namun langkah ini, setidaknya bisa meredam sedikit kasus yang terus bertambah," terang Rakhmad.
Lantaran kasus yang terus mengganas, Rakhmad meminta kepada para peternak agar mengandangkan terlebih dahulu ternak sapi ataupun kerbau.
Sementara menunggu bantuan vaksin datang, jangan sesekali membiarkan hewan ternak tersebut di lepas liarkan karena penyakit ngorok cukup mudah untuk menular.
"Kandangankan dulu ternaknya, jangan di lepas liarkan dulu.
Bagi yang ingin menyeterilkan kandangnya, kita juga punya disinfektan di kantor boleh langsung minta ke bidang peternakan," imbau Rakhmad.
BACA JUGA:Fisip Unib Gelar Lomba Poster Infografis Tingkat Nasional
Sebagai informasi penyakit ngorok adalah, penyakit menular yang kerap kali menyerang hewan ternak seperti sapi dan kerbau.