KORANRB.ID - Maraknya kasus penyakit ngorok pada hewan ternak di Kabupaten Bengkulu Selatan membuat ratusan ternak mati mendadak. Namun momen ini patut diwaspadai jika dimanfaatkan oknum untuk menjual daging sapi dan kerbau yang sudah menjadi bangkai.
Seperti diungkapkan salah satu pemilik ternak di Kecamatan Manna, dirinya sempat didatangi oleh orang yang mengaku toke. Orang tersebut berniat membeli ternaknya yang telah mati karena penyakit ngorok.
Alhasil dirinya tidak ingin karena ternak tersebut telah mati dan tidak boleh dimanfaat dagingnya karena telah menjadi bangkai.
“Ada orang yang mau beli bangkai dan pastinya ingin dijual lagi,” ungkap salah satu pemilik ternak yang enggan disebutkan namanya.
BACA JUGA:Wajib Diketahui Pemancing Galatama Ikan Mas Bengkulu, Ini Rekomendasi Aroma Esen Paling Jitu!
BACA JUGA:Pemkab Rejang Lebong Denda 1 Persen Wajib Pajak Telat Bayar PBB-P2
Dari pengakuan beberapa warga lainnya, beberapa oknum ketahuan mengambil daging bangkai ternak kerbau yang mati karena penyakit ngorok. Daging tersebut disinyalir dijual kembali di pasaran dengan harga yang murah.
“Resah dan waspada tentunya dengan daging saat ini, takut daging bangkai,” ungkap saksi lainnya.
Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan, kasus penyakit ngorok yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan belum berhenti. Terbaru data ternak sapi dan kerbau yang mati karena penyakit ngorok mencapai 222 ekor.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Ikat Aliman Maulana mengatakan, upaya penanganan kasus ngorok terus dilakukan dengan cara vaksin. Total 936 ekor ternak kini telah divaksin.
BACA JUGA:Program Dizsco, Babe Tais Kenalkan Digitalisasi Keuangan ke Pelajar di Seluma
BACA JUGA:Parkir Liar dan Kios Pasar Koto Jaya Akan Ditertibkan, Kejar Target PAD
Total vaksin yang telah disuntikkan kepada ternak sapi dan kerbau 1.200 dosis.
Mengenai daging ternak yang terkena penyakit ngorok, Ikat memastikan tidak berbahaya, asalkan hewan tersebut disembelih terlebih dahulu.
“Tidak berbahaya asal sembelih dahulu, buang perutnya,” kata Ikat.