KEPAHIANG, KORANRB.ID - Meski bukan jadi faktor utama, minimnya pembangunan jaringan irigasi jadi salah satu pemicu makin tergerusnya luasan areal persawahan di Kabupaten Kepahiang.
Tanpa jaringan irigasi permanen, jelas membuat petani akan berfikir dua kali mengelola areal persawahan mereka untuk lebih optimal.
Imbasnya, bisa dilihat sekarang, Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang mendata sudah 555 hektare (Ha) areal sawah sudah alih fungsi. Mayoritas berubah menjadi kawasan pemukiman dan lahan usaha.
BPN Kabupaten Kepahiang mencatat, hingga 2024 ini areal sawah hanya tersisa 3.445 Ha dari 4.000 Ha pada pendataan sebelumnya.
BACA JUGA:Jelang Hari Pencoblosan, 100 Pemilih Masuk ke Kepahiang
Sebagai perbandingan, mengacu pada data sebelum 2020 areal persawahan di Kabupaten Kepahiang masih di angka 5. 287 Ha.
Dengan sebaran, di kecamatan Kepahiang seluas 830 Ha, Ujan Mas 1.277 Ha, Kabawetan 247 Ha, Seberang Musi 319 Ha, Muara Kemumu 136 Ha, Bermani Ilir 691 Ha, Merigi 633 Ha dan Tebat Karai 1.154 Ha.
Dari jumlah luasan areal sawah yang ada saat ini, itu pun hanya tersisa 2.739 Ha lahan sawah berfungsi aktif.
Di Tahun Anggaran (TA) 2024, Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang diketahui hanya memiliki 1 kegiatan rekonstruksi dan rehab di jaringan irigasi Air Sempiang Desa Pelangkian dengan anggaran Rp200 juta.
BACA JUGA:Anggota Polsek Selupu Rejang Tangkap 2 Pelaku Curanmor
Padahal di Kabupaten Kepahiang sejauh ini beberapa irigasi yang sudah ada justru dalam kondisi memprihatinkan. Salah satunya, jaringan irigasi Air Durian yang berada di Kecamatan Kepahiang.
Keberadaan irigasi Air Durian yang sudah dibangun dengan menelan dana tak sedikit tersebut, saat ini kondisinya butuh perhatian.
Mengenai hal ini, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kepahiang Teddy Adeba, ST, ME mengatakan pembangunan jaringan irigasi dapat menopang produksi padi khususnya di Kabupaten Kepahiang.
"Jaringan irigasi air durian adalah salah satu yang memang butuh perhatian," ujar Teddy.
BACA JUGA:Lapangan Setia Negara Akan Dibangun Jogging Track