Sejauh ini, dari 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, terdapat sejumlah titik yang rawan terhadap bencana hidrometeorologi, khususnya banjir dan tanah longsor.
BACA JUGA:Capaian PAD Retribusi Parkir Tidak Capai Target, Mendekati Akhir Tahun Baru Tercapai 50 Persen
BACA JUGA:Hanya 4 Guru PPPK di Rejang Lebong Penerima Tunjangan Profesi Guru
Kawasan yang berpotensi mengalami banjir adalah daerah-daerah yang terletak di sepanjang bantaran Sungai Musi dan Sungai Air Duku. Sementara itu, potensi tanah longsor terdapat di beberapa titik sepanjang Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, seperti di wilayah Binduriang, Kecamatan Sindang Kelingi, dan Kecamatan Sindang Dataran.
“Selain kawasan di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, BPBD juga menyoroti sejumlah wilayah lain yang berpotensi terkena dampak tanah longsor, seperti di sepanjang Jalan Lintas Curup-Muara Aman yang menghubungkan Kabupaten Lebong. Beberapa kecamatan yang harus diwaspadai di jalur ini termasuk Kecamatan Curup Utara, Bermani Ulu, dan Bermani Ulu Raya,” beber Shalahuddin.
Selain itu juga, dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan, BPBD Kabupaten Rejang Lebong juga menyiapkan satuan tugas tanggap bencana yang terdiri dari 38 personel yang siap diterjunkan kapan saja situasi membutuhkan.
Selain itu, peralatan seperti alat berat loader, mobil tangki untuk pasokan air bersih, serta mobil dapur umum disiagakan agar dapat segera digunakan jika terjadi bencana.
Berbagai logistik dan kebutuhan medis juga telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan darurat masyarakat yang terdampak.
Dalam menjalankan tugasnya, BPBD tidak bekerja sendiri. Lembaga ini bekerja sama dengan TNI, Polri, dan sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rejang Lebong dan Dinas Pemadam Kebakaran.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi di lapangan dan memastikan bahwa penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan efektif, sehingga dampak yang dihadapi masyarakat dapat diminimalisir.
“Tidak hanya itu, masyarakat setempat juga turut berperan aktif dalam mendukung kesiapsiagaan ini. BPBD melibatkan warga dalam berbagai pelatihan tanggap bencana, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan rawan, agar mereka dapat bertindak cepat dan sigap saat situasi darurat,” kata Shalahuddin.
Lebih lanjut, Shalahuddin menambahkan, kondisi cuaca yang tidak menentu dan meningkatnya intensitas hujan di wilayah Kabupaten Rejang Lebong selama sepekan terakhir menjadi salah satu alasan utama kesiapsiagaan ini ditingkatkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Rejang Lebong memang kerap dilanda bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh cuaca ekstrem.
“Menurut data kita, frekuensi kejadian bencana alam seperti banjir dan tanah longsor cenderung meningkat selama musim hujan, terutama pada bulan-bulan ketika curah hujan berada pada puncaknya.
Cuaca ekstrem ini sering kali memicu kejadian bencana yang tidak terduga, seperti banjir bandang atau tanah longsor, yang berdampak signifikan terhadap infrastruktur, perekonomian, dan keselamatan warga di daerah terdampak,” demikian Shalahuddin.