KORANRB.ID – Di tengah penurunan ekonomi global, pemerintah tetap berupaya menggali potensi ekspor. Misalnya, dengan tujuan Arab Saudi. Negara tersebut diakui masih mempunyai akses yang khusus bagi eksportir tanah air.
Atase Perdagangan Riyadh, Arab Saudi, Gunawan mengatakan, negara timur tengah sebenarnya merupakan salah satu pasar ekspor yang potensial. Terutama dalam visi rezim yang ingin meningkatkan bisnis wisata religinya untuk melepas ketergantungan terhadap komoditas minyak bumi.
’’Arab Saudi adalah captive market bagi pelaku bisnis di Indonesia,’’ tegasnya.
BACA JUGA:Baru 3 KPU Kab dan KPU Prov Bengkulu Teken Berita Acara Bersama TAPD
Secara umum, WNI di Arab Saudi membutuhkan produk-produk dari Indonesia. Orang Indonesia yang menetap di Saudi saja sudah mencapai 400 ribu. Belum lagi jamaah umrah yang mencapai 250 ribu jiwa per bulan. Sedangkan jamaah haji bisa mencapai 200 ribu per tahun.
Apalagi, pemerintah sudah mencoba mendukung peningkatan devisa dengan mandatory penggunaan produk Indonesia untuk jamaah haji dan umrah. Kebijakan dari kementerian agama RI itu membuat kebutuhan produk Indonesia makin tinggi.
’’Yang paling terlihat itu kebutuhan untuk katering jamaah Indonesia. Kopi saja membutuhkan 3,7 juta sachet. Sedangkan teh membutuhkan 8,03 juta sachet,’’ terangnya.
BACA JUGA:Sikapi Dugaan Perundungan di Sekolah, Panggil Guru dan Turunkan Inspektorat
Dari daftar 15 produk ekspor yang dibutuhkan katering haji dan umrah, kecap diakui yang terbesar dengan potensi mencapai 115,8 juta riyal saudi (Rp 489 miliar). Disusul ikan kerapu yang total kebutuhannya mencapai 93,8 juta riyal (Rp 396 miliar). Total kebutuhan untuk katering haji dan umrah saja diperkirakan mencapai 777,73 juta riyal (Rp 3,28 triliun).
’’Padahal, masih ada sektor lain yang bisa digali potensinya. Mulai dari transportasi hingga akomodasi,’’ jelasnya.
Koordinator Export Center Surabaya, Jatim, Wahyu Kusumo Hadi mengatakan, kondisi perdagangan internasional saat ini memang sedang lesu. Namun, bukan berarti tidak ada ruang untuk berkembang. Terutama untuk pelaku usaha mikro kecil menengah. Karena itu, dia mengundang beberapa atase perdagangan untuk menggali potensi tersebut.
BACA JUGA:Johnny G Plate Dituntut 15 Tahun Penjara
Selain Arab Saudi, pihaknya mengundang atase perdagangan Korea Selatan dan AS untuk mencari produk apa saja yang sedang dibutuhkan di luar negeri. ’’Saya yakin dengan literasi tentang syarat ekspor dan akses ke sana, pelaku usaha di Jatim juga bisa menembus pasar internasional,’’ ungkapnya.(bil/fal)