KORANRB.ID – BBM nonsubsidi mengalami penurunan harga di awal tahun. Hal itu diharapkan bisa mendorong pengendara untuk mengonsumsi BBM kategori tersebut.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, turunnya harga BBM nonsubsidi terjadi setelah perseroan mengevaluasi harga jual jenis bahan bakar umum (JBU).
Penyesuaian itu mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dan nilai tukar mata uang rupiah.
BACA JUGA:Jalan Tol Bengkulu Lanjut Tahap IV Tahun 2024
’’Saat ini tren harganya sedang turun. Karena itu, tren penurunan produk JBU kami juga terus turun,’’ tuturnya, Senin (1/1).
Dia berharap turunnya harga produk komersial tersebut bisa meningkatkan daya kompetitif. Sebab, hal itu bakal mempersempit selisih dengan harga BBM bersubsidi.
Sementara itu, Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi menyebut penurunan harga itu serentak diikuti SPBU se-Indonesia.
BACA JUGA:Tunggakan TPP 2 Bulan Dibayar Tahun Ini
Untuk wilayah Jatim, Pertamax 92 dari harga Rp 13.350 menjadi Rp 12.950 per liter. Namun, di kawasan Bali dan Nusa Tenggara turun menjadi Rp 13.200 yang sebelumnya dibanderol Rp 13.650.
’’Pertamax Green 95 juga turun Rp 13.900 dari harga sebelumnya Rp 14.900. Sedangkan Pertamax Turbo menjadi Rp 14.400 dari Rp 15.350,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Pelanggaran Pemilu : Satu Dipanggil Bawaslu Kota Bengkulu, Dua Dikaji
Untuk produk Dex Series, Dexlite dipangkas seribu menjadi Rp 14.550. Kemudian, Dex menjadi Rp 15.100 dari sebelumnya Rp 16.200.
Ahad berharap keputusan itu bisa menggenjot konsumsi JBU, terutama di momen tahun baru. Menurut perhitungan satgas Nataru, konsumsi Pertamax selama periode tersebut meningkat 6,6 persen dibanding penyaluran harian secara normal. Sementara itu, konsumsi BBM ron 95 terkerek 18 persen.(bil/c18/dio)