Pemkab Kepahiang pun sempat masuk untuk menggarap pengelolaan wisata, namun tetap mentah di tengah jalan. Alhasil, pengelolaan kawasan wisata Air Terjun Curug Embun terkesan jalan di tempat. Dari tahun ke tahun, bisa dikatakan tak ada perubahan berarti terhadap wajah kawasan wisata Air Terjun Curug Embun.
BACA JUGA:3 Air Terjun Andalan Wisata Bengkulu Utara, Hanya 1 Jam dari Kota Bengkulu
Bisa dibayangkan, dengan pengelolaan seadanya, maka fasilitas pendukung di lokasi juga seadanya. Hanya ditunjang jembatan kisaran 5 meter, serta 2 unit pondok untuk pengunjung beristirahat.
Namun, tetap saja pengunjung tak berhenti ingin menikmati objek wisata Curug Embun dari dekat. Dengan kondisi seperti ini saja, kawasan wisata Curug Embun sudah mampu menghidupi keluarga besar pengelola. Pihak pengelola pun sudah bersepakat, akan menangani langsung pengelolaan kawasan wisata Air terjun Curug Embun apapun risikonya.
Bagi mereka, meski penghasilan tak seberapa, namun ada kepuasan lain lantaran mampu menjaga sendiri kawasan wisata di lahan keluarga yang sudah turun temurun sejak kakek-nenek mereka.
Setiap hari, pengelola bisa menghasilkan kisaran Rp 300 ribu – Rp 700 ribu dari kunjungan wisatawan. Pemasukan diperoleh pengelola dari tiket masuk Rp 5.000/orang untuk hari biasa.
BACA JUGA:4 Air Terjun di Mukomuko Favorit Tujuan Wisatawan Patut Dicoba
Serta Rp7.000/orang saat akhir pekan. Pendapatan sudah barang tentu akan meningkat saat akhir pekan dan hari libur nasional ataupun saat musim liburan seperti saat libur tahun baru beberapa waktu lalu. Dari sini pula, pengelola bisa menghidupi diri hingga menata secara sedikit-sedikit sarana penunjang di kawasan wisata.
Sebagai pedoman, setiap harinya kawasan wisata air terjun Curug Embun buka sejak pukul 08.00-18.00 WIB. Ada sedikit saran dari pengunjung pada pengelola kawasan wisata adalah, keberadaan kamar mandi atau kamar ganti pakaian yang saat ini hanya 2 bilik, masih dianggap kurang. (oce)