Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Jonni Afrizon mengatakan bahwa untuk mendorong percepatan implementasi industri hijau yang berdaya saing, Kemenperin memiliki berbagai program prioritas yang salah satu di antaranya adalah ekonomi sirkular.
BACA JUGA:Deadline Kurang 2 Minggu, 3 Daerah ini Masih Nihil Pelunasan Haji
“Dalam pelaksanaan seminar, dibahas beberapa hal terkait ekonomi sirkular dan industri hijau pada pendidikan, yakni pengetahuan dasar tentang ekonomi sirkular, implementasinya pada pendidikan, serta implementasinya di berbagai sektor industri,” ungkapnya.
Jonni menambahkan, Kemenperin akan menyelenggarakan pelatihan pada beberapa unit pendidikan yang dimilikinya.
Sehingga para siswa dan mahasiswa memiliki bekal kompetensi terkait ekonomi sirkular dan industri hijau guna menciptakan pembangunan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif.
Hal ini sejalan dengan langkah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Pilkada Kaur: Gusril Pausi versus Figur Klaim Diusung 3 Parpol
“Kami mengharapkan dukungan ACMT dalam implementasi pelaksanaan pelatihan bagi unit pendidikan kami ke depan, serta dukungan dari asosiasi dan mitra industri unit pendidikan agar bisa bersama-sama mendukung industri hijau melalui ekonomi sirkular, baik melalui implementasi pada proses bisnis, maupun penyiapan SDM bersama unit pendidikan kami,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi CAE Molding Teknologi Indonesia Hariyanto Gunawan menyampaikan, seminar ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran terkait ekonomi sirkular yang diterapkan di Taiwan dan di Indonesia.
“Kami sebagai partner dari Kemenperin sangat senang dapat membantu dalam pengembangan SDM, baik dari segi teknologi ataupun training untuk peserta dari SMK dan Politeknik Kemenperin sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya,” jelasnya.(**)