Faktor seperti curah hujan yang tinggi dan kurangnya infrastruktur pengendalian banjir diklaim sebagai penyebab utama terjadinya masalah ini.
BACA JUGA:Banjir Bantuan Diterima Petani Seluma
BACA JUGA:Sapa Warga Air Latak, Bupati Seluma Banjir Usulan Poktan
“Pemerintah kurang memberikan solusi yang berarti, tidak adanya infrastuktur untuk mengendalikan banjir ini,” ucap Dempo.
Dempo meyakini, banyak warga yang mengeluhkan dampak negatif dari banjir, seperti kerugian materi dan bahkan risiko kesehatan.
“Pasti terkait banjir yang tak teratasi ini, menjadi keluhan dari masyarakat,” sampai Dempo.
Dempo mengimbau agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu untuk meningkatkan investasi dalam pembangunan sistem drainase yang efektif dan infrastruktur pengendalian banjir.
BACA JUGA:Setiap Hujan, Jalan di Kaur ini Selalu Banjir, Ternyata Ini Penyebabnya
BACA JUGA:4.940 Bencana di Tahun 2023, Waspadai Banjir dan Longsor di Awal Tahun
Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai dan saluran air juga dianggap penting untuk mengurangi risiko banjir.
“Tentang banjir ini, pemerintah harus lebih memanfaatkan maksimal dari drainase,” saran Dempo.
As a result of the heavy rain that hit Bengkulu City yesterday, Friday 2 February 2024, dozens of residents' houses in several sub-districts were flooded.
One of the residents of Rawa Makmur Village, Nurhaiyus, explained that his house had started to be flooded since early morning at 02.00 WIB, Saturday 3 February 2024.
The cause, he said, was that the heavy rain meant that the water flow could not be accommodated by the drainage in front of his house, resulting in flooding.
"The rain was quite heavy and long, so the water overflowed and my house was flooded, at least in the area of our house there were two house units that were flooded, with a height of around 30 cm," said Nurhaiyus.
Nurhaiyus added that the Rawa Makmur sub-district area is often prone to flooding every time heavy rain arrives.