Jika salah satu dari kalian memimpikan sesuatu yang dibenci, maka hendaklah dia bangun untuk melaksanakan salat dan tidak menceritakannya kepada orang lain.
BACA JUGA:Mitos keberadaan Suku Gaib di Indonesia, Benarkah Manusia Bisa Menikahi Orang Bunian?
BACA JUGA:Menilik Keberadaan Suku Muyu di Papua, Mempunyai kekuatan Supranatural
Hal tersebut berdasarkan dengan Hadis Riwayat. Abu Dawud, al Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal, al Thabarani, dan al Hakim.
Dikutip dari berbagai sumber, Muhammad Ibn Sirin pernah menulis sebuah kitab yang berjudul Tafsir al-Ahlam, kitab yang memuat tentang kumpulan mimpi-mimpi dan cara memahaminya.
BACA JUGA:Mitos Bendungan Kokoh Karena Tumbal Manusia, Berikut Kisahnya
BACA JUGA:Penghuni Tanah Papua dan Tradisi Uniknya Suku Dani, Suku yang Suka Berperang
Selain itu, dia menyebut bahwa mimpi yang benar itu ada dua macam.
Pertama, mimpi benar yang tidak membutuhkan penafsiran, hal ini dikarenakan telah jelas tergambar dalam mimpi.
Kedua, mimpi yang membutuhkan penafsiran, hal ini dikarenakan mengandung hikmah dan makna lain di luar yang dilihat dalam mimpi.
BACA JUGA:Misteri Hantu Mak Sumay, Mitos Legenda dari Provinsi Bengkulu, Ini Tempat Kesukaannya
BACA JUGA:Suku Amungme Papua yang Terasing dari Tanahnya Sendiri, Begini Penjelasannya
Selain itu, Abu al-Abbas Ahmad bin Sulthan di sisi lain dalam kitabnya, yang berjudul Qawaid Tafsir al-Ahlam membagi mimpi menjadi 4 (empat) bagian.
Pertama, adalah mimpi yang terpuji dari segi lahir dan batin.
BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Benteng Ana di Kabupaten Mukomuko, Dipercaya Ada Terowongan ke Kota Bengkulu
BACA JUGA:Sejarah dan Tradisi Suku Asmat, Punya Seni Mengukir yang Handal