Muhirin mengatakan dari 76 kasus tersebut, Puskesmas yang paling banyak menangani yakni Puskesmas Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras.
Sedangkan untuk daerah lainnya menyebar hampir merata di 21 Puskesmas lainnya di Kabupaten Seluma.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 lalu Dinkes Seluma mencatat ada 193 kasus DBD di Kabupaten Seluma.
Bahkan tiga pasien berujung meninggal dunia pasca mengidap DBD.
"Pada tahun lalu kasus DBD di Kabupaten Seluma sebanyak 193 kasus. Tiga diantaranya meninggal dunia," ungkapnya.
Disambung Kepala Dinkes, keluarga pasien yang mengalami DBD harap melapor ke Dinkes atau faskes terdekat agar langsung disemprotkan fogging di sekitar area rumahnya untuk mencegah penyebaran nyamuk.
BACA JUGA:Siapapun Presiden Terpilih, Luhut Pastikan Tidak Mau Jadi Menteri Lagi
Akan tetapi fogging tidak dapat mengatasi DBD secara maksimal dan hanya solusi jangka pendek.
Sebab yang dibasmi biasanya adalah nyamuk yang sudah dewasa, bukan berbentuk jentik.
Lagipula fogging juga tidak baik apabila terus menerus dilakukan, terlebih lagi asapnya juga tidak baik untuk dihirup.
Maka dari itu, untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan cara gotong royong atau membersihkan rumah secara mandiri.
“Apabila ada masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Agar dapat diberikan penanganan medis hingga pasien kembali sehat," jelas Rudi.
BACA JUGA:Anis-Muhaimin Menang di TPS Bupati Gusnan Mulyadi, Ganjar Raih 11 Suara
DBD merupakan salah salah kasus penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.
Biasanya gejala yang akan muncul ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual, mimisan serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita.