Sementara itu warga masih berpencar untuk memburu anjing menggunakan senapan angin lantaran takut anjing tersebut kembali berulah dan menyebarkan rabies.
"Korban sudah dibawa ke Puskesmas untuk diberikan vaksin anti rabies, namun untuk anjingnya masih berusaha diburu bersama sama," terang Sukini.
BACA JUGA:Rizkan, Caleg Golkar Raih Suara Terbanyak, Targetkan Kursi Pimpinan DPRD Seluma
BACA JUGA:Bupati Seluma Akan Tindaklanjuti Dugaan Perselingkuhan Oknum Kades
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas(Kadis) Dinkes Seluma, Rudi Syawaludin, S.Sos melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Muhirin didampingi Kasi Pencegahan, Pengendalian dan Penyakit Menular (P2PM), Septi Erdita Putri mengatakan
Bahwa HPR sering berada di sekitar masyarakat, yakni anjing, kucing dan monyet/kera atau hewan berdarah panas lainnya.
Sehingga bila terkena cakaran atau gigitan, sebaiknya segera ambil tindakan agar virus tersebut tidak menyebar.
Salah satu langkah awal yang bisa diambil yakni membersihkan luka bekas gigitan HPR dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit.
“Sejauh ini ada 49 kasus gigitan HPR, namun semuanya sudah ditindaklanjuti dan diberikan VAR dari faskes (fasilitas kesehatan, red) jajaran Dinkes Seluma," ujar Septi.
Sebagai perbandingan, 2023 lalu Dinkes Seluma mencatat ada sebanyak 212 kasus gigitan hewan rabies di Kabupaten Seluma.
Adapun hewan terbanyak yang menyebarkan gigitan mengandung rabies yakni kucing dan anjing.
Sedangkan untuk daerahnya, dari 212 kasus gigitan hewan rabies tersebut, terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Semidang Alas (SA) serta Semidang Alas Maras (SAM).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Muhirin membenarkan hal tersebut.
Namun berkat kesigapan Dinas Kesehatan bersama 22 Puskesmas yang ada dijajaran dalam melakukan pengobatan, akhirnya dari jumlah 212 kasus gigitan, semuanya bisa disembuhkan.
Serta dilakukan pencegahan agar warga yang terkena gigitan tidak terjangkit rabies.
"Tahun 2023 ada 212 kasus gigitan HPR. Mayoritas digigit anjing dan kucing. Sedangkan HPR lainnya seperti monyet tidak ada yang menggigit. Mungkin karena minim ada warga yang memelihara monyet," ungkap Muhirin.