Hal ini dibenarkan oleh Sukini, warga Sido Sari.
Dikatakannya, warga sangat resah akan adanya gigitan anjing tersebut.
Diduga anjing tersebut hilang kesadaran (gila) sehingga menggigit dua orang warga.
"Awalnya ada tiga orang, namun satu orang berhasil menghindar sehingga tidak digigit. Korban yang anak hidungnya terkena gigit. Sedangkan untuk korban dewasa digigit di bagian kakinya," ungkap Sukini.
Belum diketahui pasti asal mula anjing tersebut muncul dan siapa nama pemiliknya.
Dari ciri-cirinya, anjing tersebut berwarna hitam dan tiba tiba masuk area desa dan langsung menyerang warga.
BACA JUGA:Heboh Nilai PDSS SMAN 5 Kota Bengkulu Diduga Direkayasa, Orang Tua Lapor ke Polda Bengkulu
Kejadian berlangsung begitu cepat sehingga menggemparkan dan membuat panik warga setempat.
"Hingga saat ini anjing tersebut masih diburu," jelasnya.
Pasca digigit anjing, kedua korban langsung dilarikan ke Puskesmas Cahaya Negeri untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sementara itu warga masih berpencar untuk memburu anjing menggunakan senapan angin lantaran takut anjing tersebut kembali berulah dan menyebarkan rabies.
"Korban sudah dibawa ke puskesmas untuk diberikan vaksin anti rabies, namun untuk anjingnya masih berusaha diburu bersama sama," terang Sukini.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Dinkes Seluma, Rudi Syawaludin, S.Sos melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Muhirin didampingi Kasi Pencegahan, Pengendalian dan Penyakit Menular (P2PM), Septi Erdita Putri mengatakan bahwa HPR sering berada di sekitar masyarakat, yakni anjing, kucing, monyet, kera atau hewan berdarah panas lainnya.
Bila terkena cakaran atau gigitan, sebaiknya segera ambil tindakan agar virus tersebut tidak menyebar.
Salah satu langkah awal yang bisa diambil yakni membersihkan luka bekas gigitan HPR dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit.