Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam keterangan resminya, juga menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Jalur Gaza.
Seruan itu disampaikan dalam Sidang Luar Biasa OKI atas permintaan Kerajaan Arab Saudi, Palestina, Yordania, dan Iran di Jeddah.
”Menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat serta penghentian agresi habis-habisan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, penyediaan bantuan kemanusiaan, medis, dan bantuan yang memadai, penyediaan air dan listrik, mendesak pembukaan akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, memperingatkan bahaya berlanjutnya kejahatan genosida dan pembersihan etnis,” bunyi putusan Sidang Luar Biasa tersebut. OKI juga menegaskan bahwa isu Palestina ini merupakan isu seluruh umat Islam dan segala hak yang melekat di rakyat Palestina tidak dapat dicabut, termasuk hak untuk merdeka.
Desakan yang sama disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dia meminta agar Hamas menerima kesepakatan gencatan senjata di Gaza menjelang bulan suci Ramadan.
”Saat ini hal ini berada di tangan Hamas. Harus ada gencatan senjata karena Ramadan, jika kita menghadapi keadaan di mana hal ini berlanjut hingga Ramadan, Israel dan Yerusalem bisa menjadi sangat, sangat berbahaya,” tuturnya dikutip dari AFP.
Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat juga telah mendesak Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan Ramadan.
Pemerintah Israel kemudian mengatakan akan mengizinkan umat Muslim mengakses Al-Aqsa selama Ramadan, dalam jumlah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Mahkamah Internasional (ICJ) juga kembali didesak untuk segera melakukan tindakan darurat tambahan terhadap Israel atas perang di Gaza.
Dorongan ini disampaikan Afrika Selatan atas kondisi kelaparan yang tengah dialami warga Palestina di Gaza. Afrika Selatan meminta pengadilan memerintahkan semua pihak menghentikan permusuhan dan membebaskan semua sandera dan tahanan.
”Gaza tidak bisa menunggu. Ancaman kelaparan besar-besaran kini telah terwujud. Pengadilan perlu bertindak sekarang untuk menghentikan tragedi yang akan terjadi dengan segera dan efektif memastikan bahwa hak-hak yang ditemukan terancam berdasarkan Konvensi Genosida dilindungi,” ujar pemerintah Afrika Selatan dikutip dari Al Jazeera.
PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa kelaparan yang meluas di Jalur Gaza hampir tidak dapat dihindari jika tidak ada tindakan yang diambil.
Menurut Program Pangan Dunia (WFP), jumlah konvoi bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza setiap hari harus setidaknya dua kali lipat untuk memenuhi beberapa kebutuhan paling dasar penduduknya.
Sementara itu, dari Beijing Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyebut perang di Gaza sebagai “aib bagi peradaban”.
Dalam konferensi pers tersebut, Wang kembali menegaskan dukungan Tiongkok terhadap Palestina.
Ia mengatakan, bahwa Beijing mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.
”Bencana di Gaza sekali lagi mengingatkan dunia bahwa wilayah Palestina telah lama diduduki tidak bisa lagi diabaikan,” tegas diplomat veteran itu dilansir dari AFP.