Banyaknya sampah yang dibuang masyarakat ini, kata dia, jika tidak ditangani dengan baik maka tempat penampungan akhir Jambu Keling di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu Raya akan penuh.
"Untuk mengatasi permasalahan ini kita sudah bekerja sama dengan sejumlah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) tersebar dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong, namun kerja sama ini baru sebatas pengangkutan sampah dari rumah-rumah warga saja," jelas Dhendi.
Kerja sama dengan KSM itu sendiri dilakukan setelah pihaknya memberikan bantuan pinjam pakai 30 unit angkutan sampah berupa sepeda motor roda tiga, di mana dalam pelaksanaannya masing-masing KSM memberikan jasa pengangkutan sampah kepada warga dan setiap bulannya membayar dengan jumlah tertentu sesuai dengan kesepakatan.
"Selain itu kita juga sudah bekerja sama dengan beberapa bank sampah yang dikelola oleh kelompok masyarakat, PKK maupun dengan pihak desa/kelurahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk kompos," beber Dhendi.
BACA JUGA:Ini Susunan Unsur Pimpinan DPRD Bengkulu Tengah Usai Dilakukan Penghitungan Ulang
Di sisi lain, meningkatnya volume sampah di Kabupaten Rejang Lebong pada momen Ramadan dan Lebaran mendatang, juga diiringi dengan meningkatnya muncul Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dadakan di sejumlah titik di Kota Curup dan sekitarnya.
Seperti di tebing STM, jembatan Air Merah, jembatan Simpang Nangka, jembatan Talang Benih dan sejumlah lokasi lainnya.
Untuk itu, DLH telah membentuk tim untuk melakukan pemantauan di beberapa titik lokasi yang rawan dijadikan TPS dadakan oleh oknum masyarakat.
Tim yang terdiri dari petugas kebersihan berseragam bebas ini nantinya akan merekam setiap aktivitas warga di beberapa titik tersebut.
“Untuk dimana titik-titiknya akan kita rahasiakan. Namun yang jelas ketika ada yang kedapatan membuang sampah sembarangan, maka siap-siap akan kita viralkan baik di media massa maupun media sosial,” ucap Dhendi.(**)