Setelah itu berwudhu, cara ini diyakini mampu mengendalikan emosi saat berpuasa. Membasahi wajah dan bagian tubuh lainnya dengan air.
Telah terbukti sangat efektif dalam menekan amarah yang meledak-ledak. Perasaan menyegarkan saat dibasuh dengan air seakan memanggil untuk seseorang tenang.
Sehingga seseorang bisa menghadapi masalah dan bersikap lebih tenang.
BACA JUGA: 4 Syarat Tunaikan Ibadah Haji, Berikut Penjelasannya
Ada baiknya setelah itu sembari berzikir, dimana dapat membuat semakin diingatkan akan kekuasaan Allah yang pada akhirnya menenangkan dan melembutkan hati ketika menghadapi kesulitan.
Kemudian juga, Jika keadaan emosi tidak stabil, hendaknya seseorang jangan mengatakan apa pun.
Pikirkan terlebih dahulu apa yang ingin dikatakan agar tidak menjadi bumerang dan merugikan diri sendiri.
Biasanya, kata-kata yang disusun dengan hati-hati adalah kata-kata yang mati, sehingga orang yang menyinggung akan terdiam dan tidak dapat menjawab.
Dan yang terpenting kendalikan nada bicara atau intonasi serta hindari penggunaan hinaan.
Maka dari itu saat mendapatkan posisi yang akan membuat emosi, ada baiknya diam terlebih dahulu dan upayakan tenang.
BACA JUGA:5 Jenis Kejahatan dalam Islam Wajib Qisos, Berikut Penjelasannya
Selanjutnya, seseorang harus selalu memulai sesuatu dengan berpikir positif dan menghindari konflik.
Ketika ada situasi yang menantang dan membuat emosi tidak stabil, segera fokus pada hal-hal positif di sekitar dan hindari terjadinya perselisihan.
Ingatlah bahwa membawa energi positif akan membantu menjaga kedamaian dan meminimalisir kemungkinan timbulnya amarah.
Ketika pikiran dan perasaan mulai terganggu oleh emosi yang negatif, luangkan waktu untuk berdoa dan membaca Al-Quran.
Dengan mendekatkan diri kepada Allah. Sebab hal tersebut diyakini dapat membuat ketenangan dalam mengontrol emosi dan amarah, yang terkadang bisa merugikan diri sendiri.