BACA JUGA:Sejarah Nabi Hud, Diberi Allah SWT Mukjizat untuk Kaum Ad Penyembah Berhala
Jadi, berdasarkan penelitian arkeolog Edward I. Mc Kinnon, lokasi Fansur dapat dipastikan terletak di ujung barat provinsi Aceh, Indonesia.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan letak geografis dan data perdagangan kuno yang menyebutkan Fansur sebagai penghasil kamper.
BACA JUGA:Begini Sejarah Muhammadiyah Gunakan Metode Hisab untuk Tentukan Awal Ramadan dan Idul Fitri
Adapun mengenai temuan dan kesimpulan Claude Guillot dalam bukunya “Barus Seribu Tahun yang Lalu”:
Kawasan-kawasan penting yang diidentifikasi Guillot: Sumatera, Semenanjung Melayu, Borneo (Kalimantan)
Guillot mengerucutkan fokus kajiannya secara lebih spesifik pada daerah Barus di Sumatera.
Barus merupakan sebuah kota pelabuhan kuno yang terletak di pantai barat Sumatera.
BACA JUGA:Mobil Mewah Perpaduan Antara Teknologi Seni dan Inovasi, Sejarah Wajah Industri Otomotif
Guillot menyimpulkan bahwa Barus memiliki peran penting dalam sejarah perdagangan maritim di kawasan tersebut.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang dikumpulkan, Guillot menyatakan bahwa Barus adalah salah satu pusat pertumbuhan yang berkembang dengan sendirinya (self-generating growth) di antara tiga kawasan penting yang ia identifikasi di Nusantara.
BACA JUGA:Objek Wisata Alam dan Sejarah di Bengkulu Utara Ini Ada Peninggalan Penjajah Belanda
Penekanan Guillot pada daerah Barus di Sumatera menunjukkan bahwa lokasi ini dianggap sebagai salah satu pusat penting dalam dinamika sejarah dan perdagangan di kawasan Sumatera pada masa lalu.
Kesimpulan utama Guillot adalah bahwa daerah Barus di Sumatera merupakan salah satu lokasi kunci yang perlu mendapat perhatian lebih dalam memahami sejarah pertumbuhan dan perdagangan di Nusantara pada masa lalu.
BACA JUGA:Sejarah Tahun Baru Imlek, Berawal dari Hewan Pemangsa Manusia
Adapun asal-usul kamper yang dicatat dalam Al-Quran dan riwayat Nabi Muhammad, serta yang digunakan dalam pengawetan mumi di Mesir, berdasarkan informasi yang diberikan: