Peneliti Prancis bernama Nouha Stephan telah menganalisis teks-teks tradisional yang menyebut Fansur dalam karyanya yang berjudul “Kamper dalam Sumber Arab dan Persia: Produksi & Penggunaannya”.
Salah satu teks yang diteliti oleh Nouha Stephan adalah deskripsi dari ahli geografi Arab bernama Ibn Sa’id al Magribi.
Ibn Sa’id al Magribi, yang hidup pada akhir abad ke-13, secara spesifik menyatakan bahwa Fansur, penghasil kamper, berasal dari Pulau Sumatera.
BACA JUGA:Sejarah Jabal Rahmah, Pertemuan Pertama Adam dan Hawa setelah Diusir dari Surga
Jadi, berdasarkan analisis teks-teks tradisional Arab yang dilakukan oleh Nouha Stephan, dapat disimpulkan bahwa Fansur, yang dikenal sebagai penghasil kamper, terletak di Pulau Sumatera.
Hal Ini merupakan informasi penting terkait sejarah dan geografi penghasil kamper di masa lalu.
BACA JUGA:Sejarah Hari Raya Nyepi, Berawal dari Zaman India Kuno
lokasi Fansur berdasarkan informasi yang diberikan
Menurut arkeolog Edward I. Mc Kinnon dalam bukunya “Ancient Fansur, Aceh’s Atlantis” (2013), Fansur terletak di ujung barat Aceh.
Hipotesis mengenai lokasi Fansur di ujung barat Aceh didasarkan pada dua pertimbangan:
1. Letak geografis Fansur Fansur terletak di ujung barat provinsi Aceh, yang merupakan bagian paling barat dari wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Kenapa Setir Mobil Ada yang Berposisi di Kanan dan Kiri? Begini Sejarahnya
2. Data perdagangan dari catatan tertulis Catatan tertulis menyebut nama “Panchu” sebagai penghasil kamper.
Kamper merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan di Fansur pada masa lalu.
Lokasi Fansur di ujung barat Aceh sesuai dengan catatan perdagangan tersebut.