Ekraf Dukung FFD 2025 untuk Perkuat Ekosistem Dokumenter Nasional
DUKUNG: Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan Festival Film Dokumenter (FFD) 2025. IST/RB--
KORANRB.ID — Kementerian Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan Festival Film Dokumenter (FFD) 2025 sebagai ruang penguatan literasi publik dan pengembangan ekosistem dokumenter nasional.
Dukungan ini ditegaskan Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya dalam pernyataannya di Jakarta, Senin 24 November 2025.
FFD 2025 resmi dibuka di Langgeng Art Foundation, Yogyakarta, pada 21 November dan berlangsung hingga 28 November.
Festival ini menampilkan pemutaran film, diskusi, lokakarya, dan forum jejaring yang memperluas akses masyarakat terhadap praktik kreatif dan pengetahuan berbasis dokumenter.
BACA JUGA:Jelang Libur Akhir Tahun, Astra Motor Bengkulu Ingatkan Pemudik untuk #Cari_Aman saat Berkendara
BACA JUGA:Pemkot Kerahkan PPPK untuk Dongkrak PAD, Serapan Pajak Baru 71 Persen
Menteri Ekraf Teuku Riefky menyebut dokumenter sebagai medium strategis dalam memperkuat literasi publik dan mendorong ekonomi kreatif berbasis pengetahuan.
“Dokumenter bukan hanya karya audio-visual, tetapi arsip, refleksi, dan edukasi publik. Kementerian Ekraf melihat FFD sebagai ruang penting untuk memperkuat kompetensi kreator, membangun ekosistem berbasis data dan riset, serta membuka kolaborasi hexahelix yang memperkuat daya saing kreator Indonesia,” ujarnya.
Dukungan terhadap FFD 2025 menjadi bagian dari komitmen pemerintah memperkuat ekosistem film dokumenter dari hulu hingga hilir.
Program-program FFD dinilai konsisten menghadirkan karya yang memperluas literasi publik dan memperkuat ruang pemutaran alternatif sebagai fondasi perkembangan film Indonesia.
BACA JUGA:Sekda Pastikan TPP ASN Dipangkas, Fokuskan Anggaran ke Program Prioritas
BACA JUGA:Konflik PT ABS Pecah, 5 Petani di Bengkulu Selatan Luka Tembak
Sebelumnya, Kementerian Ekraf menerima audiensi FFD pada 22 Oktober di Autograph Tower. Dalam pertemuan yang dipimpin Wamen Ekraf Irene Umar itu, penyelenggara FFD menyampaikan sejumlah tantangan, antara lain monetisasi, keberlanjutan finansial kreator, dan keterbatasan ruang pemutaran.
Dialog tersebut menegaskan perlunya penguatan rantai nilai dokumenter serta perluasan distribusi, termasuk melalui kemitraan dengan platform digital. Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu menyampaikan bahwa festival dokumenter memberi kontribusi penting dalam pertumbuhan ekosistem film nasional.