Bisnis dan Ekosistem Digital Berkembang Pesat, Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri
Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto.-foto: tangkapan layar google.co.id -
Masing-masing mencatat penjualan sebesar 92,54 dan 88,71 hektare.
Untuk penjualan pada 2023, sektor pusat data mendominasi dengan sekitar 31 persen (67,4 hektare) dari total luas lahan yang diperjualbelikan.
Industri itu juga memberikan kontribusi sebesar 30 persen (63,17 hektare) dari total penjualan lahan selama 2022.
BACA JUGA:Pilgub Bengkulu 2024, Meriani Akui Terima Banyak Komunikasi dari Politikus 'Gajah'
Sejak 2019, ketika sektor pusat data mulai masuk ke kawasan industri, laju pertumbuhan serapan lahan tahunan telah mencapai CAGR 59,3 persen.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian mengamini bahwa paradigma kawasan industri telah bergeser ke kawasan industri modern.
Di mana tidak hanya diperuntukkan untuk kegiatan industri, tetapi juga aktivitas pendukung seperti komersial, logistik, riset, hingga pusat data.
”Sudah didorong menjadi smart-eco industrial park, semua kegiatan di dalam kawasan industri diarahkan menggunakan green energy, smart infrastructure and technology, serta penerapan konsep circular economy,” jelas Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto.
Eko menjelaskan bahwa hingga saat ini terdapat 145 kawasan industri yang sudah memiliki izin dengan total luas lahan 72.316 hektare.
Tingkat okupansinya mencapai 64,14 persen.(**)