Unik! Kolang - Kaling Kudapan Khas Tanah Air, Tak Bisa Asal Mengolahnya
UNIK: Kolang kaling menjadi salah satu makanan khas tanah air yang sangat digemari--foto: SC makanan sehat
KORANRB.ID - Jenis kudapan khas tanah air ini memiliki sisi keunikan tersendiri. Ya, kolang-kaling buah yang berasal dari biji pohon aren (Arenga pinnata) sangat dikenal dan dan biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia, terutama saat bulan puasa.
Untuk mengkonsumsinya tak bisa sembarang. Salah olah, dapat berisiko bagi kesehatan tubuh. Sebab, kolang-kaling mentah mengandung zat beracun dan harus direbus terlebih dahulu agar aman dikonsumsi. Hindari mengonsumsi kolang-kaling yang masih mentah atau belum diolah dengan baik.
Sebelum mengonsumsinya, penting untuk memahami cara tepat mengolah kolang kaling. Pertama, Anda perlu mencucinya beberapa kali untuk menghilangkan kotoran pada daging buahnya.
Kemudian, rendam kolang kaling pada air rendaman beras selama kurang lebih 30 menit untuk menghilangkan rasa asam dan lendir yang masih menempel. Setelah itu, bilas beberapa kali dengan menggunakan air bersih, lalu siapkan panci untuk merebusnya.
BACA JUGA:BLT Kesra Digulirkan, 90 Ribu Warga Bengkulu Terima Manfaat
Pastikan daging buahnya benar-benar terendam ke dalam panci agar terasa empuk dan awet saat menyimpannya. Saat merebusnya, Anda juga bisa menambahkan rempah-rempah, seperti kayu manis atau daun jeruk untuk mencegah bau asam pada kolang kaling. Bahan rempah ini berperan penting untuk membuat aroma harum yang menyehatkan pada daging buahnya.
Selanjutnya, angkat dan tiriskan kolang kaling, lalu tunggu hingga dingin. Anda bisa menyimpan kolang kaling ke dalam wadah tertutup dan taruh di kulkas. Daging buahnya bisa tahan lama sekitar 1 minggu sampai 10 hari.
Anda bisa mengonsumsi makanan ini sebanyak 5-10 butir dalam sehari. Pastikan untuk tidak makan kolang kaling terlalu banyak agar mencegah risiko efek samping yang terjadi.
Cara mengonsumsi kolang kaling yang tepat adalah dengan mencampurkannya pada kolak pisang, wedang jahe, dan air kelapa muda. Selain itu, daging buahnya bisa dijadikan sebagai camilan sehat dan manisan sehari-hari.
BACA JUGA:Mitos Nenek Penunggu Batu Meja di Bukit Lughor! Berikut 3 Kisah Angker dengan Dua Harimau Pengawal
Sebagai contoh, Anda bisa membuat manisan kolang kaling dengan menambahkan gula merah dan merebusnya kembali hingga daging buahnya meresap dan menyusut. Dibandingkan dengan sirup, gula merah cenderung lebih sehat dan memiliki kalori lebih sedikit.
Meskipun terasa lezat, sebaiknya hindari makan manisan kolang kaling secara berlebihan. Sebab, hal ini bisa meningkatkan lonjakan gula darah dan memicu terjadinya gejala diabetes.
Bukan hanya itu saja, makan kolang kaling terlalu banyak dapat memberikan efek samping berupa gangguan pencernaan, seperti perut kembung, diare, dan sakit perut. Dalam sehari, Anda bisa makan kolang kaling sebanyak 5-10 butir untuk mendapatkan manfaatnya secara optimal.
Tidak ada waktu terbaik makan kolang kaling, tetapi cobalah untuk mengonsumsinya antara jam makan pagi dan makan siang sebagai camilan sehari-hari. Kolang kaling juga aman untuk penderita asam urat dan kolesterol.