Sedangkan dalam buku yang sama yang dirilis BPS tahun ini, jumlah kawasan hutan ini bertambah menjadi 45.507,87 Hektar.
Pengurangan kawasan hutan ini tentunya memiliki pengaruh bahkan kerap disebut pemerintah sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir.
BACA JUGA:Banjir, Jalan Lintas, Klinik Kesehatan dan Ratusan Rumah Terendam
Bahkan bukan hanya banjir, gundulnya atau berkurangnya luasan hutan ini bisa menyebabkan bencana lain seperti longsor hingga abrasi yang juga lazim terjadi di Provinsi Bengkulu.
Berkurangnya luasan hutan di Indonesia bisa saja terjadi karena beberapa hal.
Diantaranya terjadi karena pembalakan atau penebangan kayu secara illegal.
Hal ini dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan motif ekonomi mengambil kekayaan hutan berupa kayu secara illegal.
Selain secara illegal, juga terjadi penebangan hutan oleh pemegang izin yang diberikan pemerintah.
BACA JUGA:Banjir Merendam Rumah Warga, Longsor Timbun Jalan di Bengkulu Selatan
Penebangan kayu hutan secara dengan izin ini justru juga bisa terjadi dengan besar-besaran dengan tujuan mengeksploitasi kayu yang berada di kawasan hutan.
Sedangkan kayu tersebut membutuhkan puluhan hingga ratusan tahun untuk tumbuh dan menjadi penyangga alam.
Selain berkurangnya hutan karena mengambil kekayaan berupa kayu alam, berkurangnya hutan juga terjadi dengan motif ekonomi skala besar berupa penggalian potensi alam pertambangan, terutama batu bara.
Beberapa titik batu bara termasuk di Provinsi Bengkulu terletak di kawasan hutan sehingga dalam penambangannya harus dilakukan dengan perubahan atau penurunan fungsi hutan.
Merubah wajah hutan menjadi pertambangan ini juga menjadi salah satu penyebab rusaknya lingkungan dan menyebabkan banjir.
BACA JUGA:Kaur Rawan Bencana Banjir dan Longsong, Ini Sejumlah Penyebabnya
Penyebab berkurangnya kawasan hutan lainnya adalah berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman.