Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran dunia.
Melihat fakta tersebut, pemerintah daerah Denmark yang otonom mengatakan, akan mengevaluasi kembali peraturan tradisi pembantaian lumba-lumba secara khusus, tanpa melarang secara langsung tradisi yang masih dipertahankan tersebut.
BACA JUGA:Terjadi pada 743 SM, Ini Gerhana Matahari Total dengan Durasi Terlama Sepanjang Sejarah di Dunia
Dilansir dari berbagai sumber, daging paus pilot dan lumba-lumba yang dibantai tersebut hanya akan dimakan oleh para nelayan kepulauan Faroe.
Namun demikian munculnya kekhawatiran adanya berita pembantaian tersebut akan menimbulkan stigma reputasi negara kepulauan yang bergantung ekspor ikan, termasuk juga ikan salmon.
BACA JUGA:5 Tempat Pengasingan Soekarno, Salahsatunya di Bengkulu, Ini Sejarahnya
Adanya bukti perburuan lumba-lumba di Kepulauan Faroe sudah ada sejak awal pemukiman Norse, sekitar 800 – 900 Masehi (M) pada zaman viking.
Sigmundur Brestisson membawa agama Kristen ke Faroe setelah tahun 999 Masehi (M), pada saat itulah penduduk pulau Faroe mulai mencatat pembunuhan lumba – lumba dan paus untuk keperluan pajak yang harus dibayarkan kepada raja Norwegia.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam Masuk ke Bengkulu Abad 16, Ternyata Karena Ini
Adanya bukti arkeolog mengenai adanya perburuan lumba – lumba dan paus dalam bentuk tulang yang ditemukan di sisa - sisa rumah tangga yang berasal dari sekitar tahun 1200 Masehi (M).
Dalam surat domba tahun 1298, adanya undang – undang yang mengatur perburuan lumba – lumba dan paus.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Sejarah Traktat London dan Hubungannya dengan Bengkulu
Dilansir dari berbagai sumber, adanya catatan yang tertulis mengenai pembunuhan lumba – lumba dan paus masih ada dari sejak tahun 1584.
Pada catatan statistik dianggap sangat diandalkan dari mulai tahun 1709 sampai saat ini.
BACA JUGA:Arti Kamis Putih, Sejarah dan Maknanya, Simak Penjelasannya
Lumba-lumba mempunyai sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya dengan sangat kompleks, selain itu merupakan mamalia air yang sangat cerdas.