Sudah tidak lagi diragukan, hasil produksi kopi dengan sistem tanam pagar jauh berlipat.
Bahkan sampai lima kali lipat dibandingkan tanaman kopi dengan cara tanam konvensional di lahan dengan luas yang sama.
Hal ini disebabkan oleh populasi tanaman kopi yang lebih padat per hektarnya dibandingkan dengan sistem tanam konvensional.
Yang perlu diingat, segera lakukan penanaman batang kopi baru sebelum tanaman kopi yang sudah berusia 8 hingga 12 tahun hendak dipangkas atau ditebang.
BACA JUGA:Lepas Maghrib Pemotor Hantam Fuso di Jalan Lintas Kepahiang - Curup Akhirnya Meninggal Dunia
Penebangan tanaman lama juga sebaiknya dilakukan setelah batang kopi yang baru telah melewati tahap pembelajaran untuk memulai produksi buah.
Dengan pola itu, diharapkan produktivitas tanaman kopi tetap konsisten dan siklus pertumbuhan bisa berlangsung secara terus-menerus.
Contohnya, tanaman kopi sistem tanam pagar yang diterapkan di Desa Sekincau, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat.
Produksi buah kopinya telah berhasil mengalami peningkatan secara signifikan.
Dari yang awalnya melalui metode tanam konvensional, produksi kopi hanya mencapai 500-700 kilogram per hektar per tahun.
BACA JUGA:Jangan Salah Pilih Karpet untuk Masjid, Ini Jenis Karpet yang Disenangi Jemaah
Setelah menerapkan sistem tanam pagar, produksi buah mengalami peningkatan drastis menjadi 2 ton per hektar per tahun.
Bahkan sistem pagar ini diproyeksikan memiliki jumlah populasi tanaman sebanyak 4 ribu batang dalam satu hektar.
Hal itu dilakukan dengan capaian target produksi yang diharap dapat menembus panen 4 ton per tahun.
Dengan menerapkan sistem tanam pagar pada kebun kopi, secara tidak langsung petani juga telah menciptakan lingkungan yang sehat dalam dunia perkebunan.
Yakni mendukung pertumbuhan tanaman kopi yang sehat dan menghasilkan hasil panen berkualitas tinggi.