Sehingga ketika ada kenaikan biaya kuliah, seharusnya APBN menjadi tulang punggungnya.
Bukan dibebankan kepada masyarakat melalui kenaikan UKT.
Budi mengatakan, PTN sudah seharusnya kembali ke fitrahnya.
BACA JUGA:Mengenal Musik SKA yang Jadi Salah Satu Subkultur Anak Muda Era Tahun 2000-an
Yaitu, merekrut mahasiswa baru dengan mengutamakan kualitas.
Tidak seperti sekarang, hampir seluruh kampus negeri menambah daya tampung sebanyak-banyaknya.
’’PTN ini sudah seperti pukat harimau,’’ katanya.
Dia mencontohkan, sekitar 15 tahun lalu, kampus bekas IKIP seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) atau Universitas Negeri Semarang (Unnes) memiliki daya tampung sekitar 2.000 mahasiswa saja.
BACA JUGA:Apakah Seleksi CASN 2024 Jadi Ditunda? Begini Penjelasan MenPAN-RB
Tetapi, sekarang daya tampung Unesa membeludak hingga mencapai 17.130 orang.
Budi mengatakan, salah satu indikator kelemahan PTN sekarang adalah meski jumlah mahasiswanya banyak, ranking dunianya tidak bergerak.
Tidak ada yang bisa mencapai 100 besar dunia.
Dia menegaskan, orientasi PTN menerima mahasiswa baru sekarang adalah kuantitas, bukan kualitas.
BACA JUGA:Hingga April, Hampir 1.000 Perangkat Desa Bengkulu Tengah Gadaikan SK di Bank Bengkulu
Menurut Budi, untuk kesinambungan PTS di Indonesia, sejatinya tidak melulu soal kucuran anggaran.
Dia bahkan menegaskan PTS tidak perlu diberi uang.