Sungai-sungai seperti Citarik, Citatih, Progo, dan Elo menjadi destinasi favorit bagi para penggemar arung jeram.
Pada tahun 1997, terbentuklah Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) sebagai organisasi resmi yang menaungi dan mengatur perkembangan arung jeram di Indonesia.
FAJI berperan penting dalam mempromosikan, mengatur, dan meningkatkan standar keselamatan serta profesionalisme dalam kegiatan arung jeram.
BACA JUGA:Jangan Diabaikan, Ini 5 Sunah Bagi Yang Yang Berkurban dan Saat Idul Adha
Pada awal 2000-an, infrastruktur pendukung arung jeram semakin membaik. Peralatan dan teknologi yang digunakan semakin modern, dan standar keselamatan semakin diperketat.
Operator wisata arung jeram mulai menawarkan paket-paket yang lebih profesional dengan pemandu yang terlatih dan berlisensi.
Selain itu, kompetisi arung jeram mulai diadakan secara rutin baik di tingkat lokal maupun nasional.
Kejuaraan Nasional Arung Jeram (Kejurnas) menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan tim-tim arung jeram terbaik dari seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Hewan Unik Mirip Rusa dan Tikus, Berikut 7 Fakta Menarik Napuh
Kompetisi ini tidak hanya meningkatkan kualitas atlet, tetapi juga menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam olahraga ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, arung jeram di Indonesia juga berkembang sebagai bagian dari ekowisata.
Operator wisata semakin menekankan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sungai dan sekitarnya.
Sungai-sungai di daerah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mulai dieksplorasi dan dikembangkan sebagai destinasi arung jeram yang baru.
BACA JUGA:Endemik Kalimantan, Berikut 7 Fakta Unik Bekantan
Arung jeram memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal.
Di banyak daerah, kegiatan ini menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat sebagai pemandu, operator wisata, serta pendukung lainnya seperti penginapan dan restoran.