BENGKULU, KORANRB.ID - Daging kambing adalah salah satu jenis daging yang populer di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun, ada mitos yang beredar bahwa mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Koranrb.id mengajak mengupas tuntas apakah anggapan ini merupakan mitos atau fakta berdasarkan penelitian dan pandangan medis.
Daging kambing telah menjadi bagian dari diet manusia selama ribuan tahun. Di Indonesia, daging kambing sering diolah menjadi sate, gulai, atau tongseng yang lezat.
BACA JUGA:Bakal Calon Bupati-Wabup Perseorangan Bengkulu Utara Gagal Maju, Dikabarkan Bakal Ajukan Gugatan?
BACA JUGA:15 Negara Bersuhu Dingin dan Manfaat Tinggal di Negara Dingin Bagi Kesehatan
Banyak orang menganggap daging kambing sebagai makanan yang spesial dan sering kali dihidangkan pada acara-acara tertentu seperti perayaan Idul Adha.
Namun, kelezatan daging kambing sering kali dibayangi oleh kekhawatiran akan dampak kesehatannya, terutama terkait dengan tekanan darah tinggi.
Untuk memahami apakah daging kambing dapat menyebabkan darah tinggi, penting untuk melihat komposisi nutrisinya.
Daging kambing merupakan sumber protein yang baik, serta mengandung vitamin B12, zat besi, fosfor, dan selenium.
Dibandingkan dengan daging merah lainnya seperti daging sapi, daging kambing memiliki kandungan lemak total dan kolesterol yang lebih rendah.
BACA JUGA:Total 691 Ekor, Berikut Rincian Penyembelihan Hewan Kurban per Kecamatan di Bengkulu Tengah
BACA JUGA:Band J-Rocks Bakal Ramaikan HUT Bengkulu Tengah, Catat Tanggal dan Lokasinya!
Menurut data USDA, dalam 100 gram daging kambing yang dimasak, terdapat sekitar Kalori 143 gram, Protein 27 grama, Lemak 3 gram, Kolesterol. 75 mg
Untuk menentukan apakah makan daging kambing menyebabkan tekanan darah tinggi, kita perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah.