Leptospirosis, adalah penyakit bakteri yang disebabkan oleh Leptospira, yang dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi urine hewan, terutama tikus.
Gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, dan diare.
Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal hati, dan gangguan pernapasan.
Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan air banjir dan menggunakan perlindungan seperti sepatu bot dan sarung tangan saat membersihkan area yang terkena banjir.
BACA JUGA:Ini Dia 4 Tim Tersisa Euro 2024, Cek Jadwal Semifinal
Diare, sering terjadi setelah banjir karena kontaminasi air dan makanan.
Air banjir dapat mengandung patogen seperti bakteri, virus, dan parasit yang menyebabkan diare.
Gejala diare meliputi tinja berair, kram perut, mual, dan dehidrasi.
Untuk mencegah diare, sangat penting untuk memastikan bahwa air yang dikonsumsi sudah direbus atau disaring dengan benar, dan makanan yang dikonsumsi disiapkan dengan cara yang higienis.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), sering terjadi setelah banjir karena lingkungan yang lembab dan tidak higienis. ISPA meliputi penyakit seperti pilek, flu, dan pneumonia.
BACA JUGA:Mengintip Asal Usul Tradisi Sedekah Bumi: Momen Merayakan Harmoni Antara Manusia dan Alam
Gejala ISPA meliputi batuk, sakit tenggorokan, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.
Pencegahan ISPA meliputi menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, dan menjaga kekebalan tubuh dengan nutrisi yang baik dan cukup istirahat.
Lantas bagaimana cara mencegah serta menanganinya? simak hal ini.
Pastikan bahwa air yang digunakan untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi adalah air bersih.
Gunakan air yang sudah direbus atau disaring. Pastikan sanitasi yang baik dengan menjaga kebersihan lingkungan.