Di mana sebelumnya Mukomuko terkena kemarau panjang, dan di tahun ini seluruh sawah yang sebelumnya tidak ditanam padi.
BACA JUGA:RSUD Mukomuko Angsur Utang Warisan Manajemen Rp500 Juta
BACA JUGA:Laboratorium DLH Mukomuko Segera Kantongi Sertifikat KAN
Kini seluruhnya sudah ditanam padi karena persedian air di irigasi berlimpah.
"Saat musim kemarau tahun lalu, banyak sawah yang tidak ditanam padi karena minimnya ketersedian air. Sehingga produksi gabah kala itu minim, namun untuk tahun ini kami yakin panen musim panen ll akan menghasilkan gabah berlimpah,"terangnya.
Lanjutnya, jika melihat produktivitas sawah di Selagan Raya saat ini, bisa menghasilkan antara 5 sampai 6 ton per hektare.
Dengan pola tanam yang sebagian besar tradisional, seperti perawatan padi yang dilakukan sesuai dengan kemampuan, serta sistem mekanikal yang masih terbatas.
Namun meskipun demikian diyakini produksi gabah tidak akan jauh dari petani sawah diwilayah kecamatan lainnya.
BACA JUGA:389 Pelamar CPNS Kabupaten Mukomuko Tetap TMS, Kesalahan Cukup Substansial
BACA JUGA: Buaya Muara Dilumpuhkan Warga Desa Teramang, Ini Ukuran dan Jenis Kelaminnya
"Kalau dibandingkan dengan Kecamatan Lubuk Pinang, hasil panen di Selagan Raya jelas masih tertinggal.
Namun jika melihat besarnya luasan PAT padi tahun ini, kemungkinan besar untuk hasil tidak tertinggal jauh. Yang pasti berlimpah dari tahun sebelumnya,” sampainya.
Pitriyani juga memastikan berlimpahnya hasil panen gabah tahun ini diyakini tidak akan membuat petani kesulitan menjual gabah.
Sebab semenjak awal 2024 Mukomuko sudah memiliki pabrik beras lokal besar yang membutuhkan gabah untuk produksi dalam jumlah tidak terbatas.
BACA JUGA:Dinas Perikanan Mukomuko Tambah 6.580 Indukan, Kejar Target Produksi Ikan Air Tawar
BACA JUGA: Pola Makan Tidak Sehat Sebabkan Hipertensi