BENGKULU, KORANRB.ID – Dalam kurun waktu tiga tahun, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mendata estimasi kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) di Provinsi Bengkulu mencapai 24.524 kasus.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan fasilitas kesehatan yang ada di Provinsi Bengkulu sejak Januari 2021 hingga Desember 2023, berhasil menemukan 9.522 warga Bengkulu menderita TBC.
Penularan TBC tersebut dikategorikan tinggi. Penyebab utamanya masyarakat tidak jujur dan mengabaikan apabila mereka mengalami gejala TBC.
“Angka estimasi TBC memang tinggi di Provinsi Bengkulu. Tetapi sampai saat ini yang terkonfirmasi setelah dilakukan pemeriksaan, ada 9.522 (Jan 2021-Des 2023) masyarakat Kota Bengkulu terinfeksi TBC,” terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Ruslian.
BACA JUGA:Dempo Xler: Kampanye Gelap Menyusup di Media Sosial, Ancam Keamanan Informasi
Sedangkan di tahun ini saja, ada 3.364 kasus TBC di Provinsi Bengkulu. Sedangkan yang masih dalam pengobatan ada 3.100 penderita.
“Kasus TBC terkonfirmasi 2023 lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 3.675 orang,” ujar Ruslian.
Penularan TBC di Provinsi Bengkulu disebabkan masyarakat yang tidak jujur dan cenderung meremehkan gajala-gejala yang terjadi.
“Biasanya masyarakat masih meremehkan gejala-gejala TBC, bahkan menyembunyikan hal tersebut agar tidak dikucilkan masyarakat sekitar,” ungkap Ruslian.
Indeks keberhasilan pengobatan TBC Provinsi Bengkulu saat ini mencapai 82 persen. Dari kasus 9.522 kasus, ada 7.945 kasus yang melakukan pengobatan rutin di Provinsi Bengkulu. Dari angka tersebut, 6.514 kasus dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan.
BACA JUGA:Seluruh Kepala OPD Diminta Aktif Turun ke Masyarakat
“Saat ini indeks keberhasilan penyembuhan 82 persen dari kasus yang berstatus diobati. Sedangkan 18 persen lagi merupakan beberapa kasus temuan baru yang baru memulai masa pengobatan,” ungkapnya.
Penyebab penderita TBC belum sembuh, lantaran penderita lalai dalam meminum obat.
“Ada yang merokok, lalu lupa minum obat, dan tidak menerapkan pola hidup sehat, yang harus dilakukan pengulangan pengobatan,” ucapnya.
Selain itu, Dinkes dengan berupaya secara aktif melakukan sosialisai dan deteksi dini untuk TBC di Provinsi Bengkulu. Ruslian juga menganjurkan agar masyarakat tidak mengucilkan penderita TBC dengan memberikan semangat.