Mulai dari rutin bersama penanggung jawab program TBC puskesmas menemui warga dan pasien TBC.
Hingga melakukan deteksi dini orang yang terduga mengidap penyakit TBC di wilayahnya masing-masing Puskesmas.
“Kita secara masif mendatangi pasien positif TBC untuk memantau perkembangan, serta melakukan deteksi dini dimasing-masing wilayah kerja Puskesmas. Guna mempersempit ruang penyebaran,” ujarnya.
Ruli juga menjelaskan, orang yang terduga mengidap penyakit TBC adalah mereka yang mengalami batuk selama lebih dari 2 minggu, apalagi setelah diberikan obat mereka tidak kunjung sembuh.
BACA JUGA:DPRD Bengkulu Utara Siapkan Pembahasan Perda Pesantren
Dalam penanganan penyakit TBC warga yang menjadi pasien penyakit TBC dibebaskan biaya atau gratis karena penanganan penyakit ini bagian dari program Pemerintah Pusat.
Semua puskesmas di Mukomuko menyediakan obat khusus untuk penyakit TBC dan obat ini gratis untuk pasien TBC.
"Kalau ada orang yang batuk, diambil dahaknya lalu diperiksa di mesin Tes Cepat Molekuler (TCM).
Kalau mesin menjawab negatif, maka ada upaya lain untuk memastikan orang ini positif atau negatif TBC, akan dilakukan dengan cara Rontgen," sampainya.
BACA JUGA:Hari Ini PPK Bengkulu Tengah Mulai Pleno Tingkat Kecamatan
Dikatakan Ruli, untuk periode Januari hingga Oktober 2024 tercatat sebanyak 290 pasien dinyatakan positif mengidap penyakit TBC yang tersebar di 15 Kecamatan yang ada di Mukomuko.
Selain itu ada juga beberapa warga yang menjadi terduga menderita penyakit ini yang berjumlah 1.640 orang.
“Orang yang terduga mengidap penyakit TBC ini mereka yang mengalami batuk selama lebih dari 2 minggu, meskipun sudah mendapat obat.
Tapi bukan berarti mereka postif,” tandasnya.