Martin Luther, yang dikenal sebagai tokoh reformasi, juga memberikan kontribusi penting dalam tradisi pohon Natal dengan memperkenalkan lilin.
Hal ini berdasarkan pengalamannya melihat cahaya bintang di antara pepohonan menginspirasi ide untuk menambahkan lilin ke pohon Natal.
BACA JUGA:Mengintip Asal Usul Steak, Dari Sejarah hingga Modernitas
radisi ini kemudian berkembang seiring waktu, dan saat ini, pohon Natal yang dihias dengan berbagai ornamen dan lampu menjadi salah satu simbol paling ikonik dari perayaan Natal di seluruh dunia.
4. Tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana budaya pohon Natal menyebar
Dikutip dari laman History, pohon Natal memiliki sejarah yang menarik dan beragam di berbagai belahan dunia.
Di Amerika, penggunaan pohon Natal mulai populer pada abad ke-19, walaupun sebelumnya dianggap sebagai simbol paganisme oleh penganut Kristiani.
Sementara di Inggris, popularitas pohon Natal meningkat setelah gambar Ratu Victoria dan Pangeran Albert bersama anak-anak di sekitar pohon Natal menjadi viral pada tahun 1846.
BACA JUGA:Penemuan Terbaik Dalam Menentukan Arah, Ini Sejarah Kompas dan Fungsinya
Sedangkan di Indonesia, catatan sejarah menunjukkan bahwa pohon Natal sudah digunakan sejak pertengahan abad ke-19.
Salah satu bukti tertulisnya dapat ditemukan dalam edisi Java Bode pada 1 Januari 1859, yang melaporkan bahwa Yayasan Djattie merayakan Natal dengan menghias pohon Natal bersama anak-anak.
Hal ini menunjukkan bahwa tradisi merayakan Natal dengan pohon Natal telah ada di Indonesia jauh sebelum banyak orang menyadarinya.
5. Pohon Natal tidak selalu pohon pinus atau pohon cemara
BACA JUGA:Jadi Benteng Pertahanan Utama, Ini Sejarah Dibangunnya Tembok Cina, Salahsatu Keajaiban Dunia
Dikutip dari laman History, pohon Natal memiliki makna yang dalam dan bervariasi di berbagai budaya.
Dimana, di banyak tempat, pohon Natal menjadi simbol harapan, kebersamaan dan perayaan.