KORANRB.ID- Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu dari 10 provinsi yang ada di Pulau Sumatera, dengan ibu kotanya Kota Padang.
Provinsi ini terletak di sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur serta sejumlah pulau di lepas pantainya, seperti Kepulauan Mentawai.
Dikutip dari berbagai sumber, Provinsi Sumatera Barat mempunyai luas sekitar 42.012,89 kilometer persegi, dari utara ke selatan berbatasan dengan empat provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Bengkulu.
Provinsi Sumatera Barat merupakan rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah adat Minangkabau lebih luas dari wilayah administratif Sumatera Barat pada saat ini.
Dikutip dari berbagai sumber, adapun nama dari Provinsi Sumatera Barat bermula pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), dimana pada saat itu sebutan wilayah untuk kawasan pesisir barat Sumatera adalah Hoofdcomptoir van Sumatra’s westkust.
Setelah semakin menguatnya pengaruh politik dan ekonomi VOC, sampai pada abad ke-18, wilayah administratif tersebut telah mencakup kawasan pantai barat Sumatera mulai dari Barus sampai ke Indrapura.
Kemudian, seiring dengan kejatuhan Kerajaan Pagaruyung dan keterlibatan pihak Belanda dalam perang Padri, dimana pemerintah Hindia Belanda mulai menjadikan kawasan pedalaman Minangkabau sebagi bagian dari Pax Nederlandica, yang merupakan wilayah dalam pengawasan Belanda.
Lalu wilayah Minangkabau tersebut dibagi atas Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden.
BACA JUGA:5 Suku di Provinsi Riau, Sejarah beserta Adat dan Kebiasaan Uniknya
Dalam perkembangan secara administrasi pemerintahan Belanda, daerah tersebut tergabung dalam Gouvernement Sumatra's Westkust, termasuk juga di dalamnya wilayah Residentie Bengkulu yang baru diserahkan Inggris kepada Belanda. Setelah diperluas lagi dengan memasukkan Tapanuli dan Singkil.
Namundemikian, di tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya menjadi Residentie Tapanuli, sedangkan wilayah Singkil diberikan kepada Residentie Atjeh.
Pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra's Westkust, diturunkan statusnya menjadi Residentie Sumatra's Westkust, serta menambahkan wilayah Kepulauan Mentawai di Samudra Hindia ke dalam Residentie Sumatra's Westkust dan pada tahun 1935 wilayah Kerinci juga tergabung ke dalam Residentie Sumatra's Westkust.
Setelah pemecahan Gouvernement Sumatra's Oostkust, wilayah Rokan Hulu dan Kuantan Singingi diberikan kepada Residentie Riouw, serta juga dibentuk Residentie Djambi pada periode yang secara hampir bersamaan.
Masa pendudukan tentara Jepang, Residentie Sumatra's Westkust dirubah menjadi Sumatora Nishi Kaigan Shu.
Atas dasar geostrategis militer, daerah Kampar dikeluarkan dari Sumatora Nishi Kaigan Shu serta dimasukkan ke dalam wilayah Rhio Shu.