BENGKULU, KORANRB.ID – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Bengkulu mencatat sepanjang 2023, sudah 13.700 warga Kota Bengkulu memiliki Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Jumlah ini tidak mencapai target yang ditetapkan secara nasional, yakni 25 persen dari total wajib KTP. Untuk Kota Bengkulu sendiri baru tercapai 21 persen.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Bengkulu, Drs. Widodo menyebutkan, tahun lalu gagal mencapai target karena beberapa problem tentang kesadaran masyarakat.
“Kita hampir melewati target, kurang empat persen. Ini disebabkan masyarakat masih belum memiliki kesadaran tentang pentingnya digitalisasi,” ungkap Widodo.
BACA JUGA: Lindungi Konsumen, Retribusi Tera Ditiadakan
Capaian ini termasuk sudah baik dan berharap tahun 2024 dapat lebih banyak lagi. Ini karena lambat laun penggunaan e-KTP fisik akan ditinggalkan karena sudah menggunakan sistem scan barcode.
“Tahun ini belum ada tergetnya, tetapi kita upayakan bisa lebih banyak, karena kita akan beralih ke sistem digital, nantinya e-KTP tidak akan lagi dipakai, digantikan sistem digital seperti Barcode,” sebut Widodo.
Selain itu, penyebab lainnya adalah belum dikenalnya IKD oleh beberapa lembagai sebagai syarat pengganti e-KTP fisik. Tetapi saat ini, melalui Kementerian Dalam Negeri akan melakukan penyusunan regulasi.
“Memang beberapa lembaga masih belum menerima IKD, tetapi bertahap. Sampai saat ini, regulasi masih digodok oleh Kemendagri, dan harapannya bisa diterapkan secapatnya,” ungkap Widodo.
Meskipun saat ini Dukcapil mendorong peningkatan IKD, tetapi untuk stok blangko e-KTP fisik masih tersedia yang dikhususkan masyarakat yang mencetak e-KTP pertama kali.
BACA JUGA:Rekrut 50 Petugas Kebersihan, Ditugaskan di Pantai Panjang
“Masih ada sekitar 5.200 keping, ini harapannya siapa saja yang mencetak, kita syaratkan agar membuat IKD,” sebut Widodo.
Sementara itu, Putri Rahayu, warga Kelurahan Bentiring Permai menyebutkan saat ini IKD belum terlalu berguna karena tidak bisa menjadi pengganti e-KTP fisik.
“Secara ide, ini sangat bagus. Tetapi masalahnya, baik bank, dan lembaga lain belum bisa menerima, jadi belum terlalu berguna,” terang Putri.
Ia berharap, adanya solusi yang ditawarkan untuk menyetarakan IKD dan e-KTP fisik di Kota Bengkulu.