Pembangunannya untuk mengairi persawahan di sekitarnya. Namun pembangunan tersebut tidak selesai karena kedudukan Belanda digantikan Inggris. Oleh masyarakat setempat disebutlah "Dam Tak Sudah".
Selain itu, ada beberapa mitor di area DDTS. Seperti:
BACA JUGA:Penataan DDTS Habiskan Dana Rp70 Miliar, Tingkatkan Ekonomi dari Pariwisata
1. Munculnya Buaya Buntung
Warga sekitar danau yang pernah melihat kemunculan buaya dengan ekor buntung tersebut percaya, bahwa buaya buntung itu akan muncul menjelang perayaan hari besar.
Kemunculan buaya ke permukaan danau juga dikaitkan dengan pertanda akan terjadinya bencana. Konon, pada saat terjadi musibah gempa dahsyat di Bengkulu pada tahun 2000 dan 2007 lalu, beberapa hari sebelumnya buaya buntung dikabarkan muncul kepermukaan danau.
BACA JUGA:Pekan Depan, Jembatan Elevated DDTS Bisa Dilalui
Oleh karena itu masyarakat setempat tiap tahunnya rutin melaksanakan kenduri.
2. Adanya makam keramat pintu air
Menurut cerita masyakat Suku Lembak yang mayoritas berdomisili di sekitar danau, di sekitar danau juga terdapat makam keramat dalam bahasa setempat disebut "Keramat Pitu Ayo" yang berarti Keramat Pintu Air.
Sayangnya, nama penghuni keramat tersebut, belum diketahui dengan pasti. Namun diberi julukan "Keramat Sapu Jagat".
BACA JUGA:Menanti Tahap Dua Tsk Pembakaran Lahan DDTS
Diceritakan, pada zaman penjajahan Inggris, pasukan kolonial sempat gagal menyerbu warga Suku Lembak akibat dihalau oleh Keramat Sapu Jagat. Berdasarkan cerita nenek moyang terdahulu, penghuni keramat ketika itu menurunkan hujan abu sehingga menghalangi penyerbuan.
Selain legenda dan mitos, Danau Dendam Tak Sudah juga menyajikan fakta menarik yang tak kalah membuat pengunjung kagum.
BACA JUGA:Proyek DDTS Melejit, Air Sawah Semakin Sulit
Danau Dendam Tak Sudah menjadi rumah bagi puluhan flora dan fauna selama ratusan tahun.