Pulau Bawean pada awalnya bernama pulau Melati atau pulau Majdi, dimana Majdi berasal darai bahasa Arab yang artinya uang logam. Alasan dibalik nama pulau ini Majdi adalah, dimana bentuk pulau ini bulat sempurna seperti uang logam.
BACA JUGA:Menilik 5 Suku Yang Ada di Kepulauan Bangka Belitung, Sejarah dan Adat Istiadatnya Yang Unik
Berubahnya nama pulau dari Majdi menjadi Bawean, berkaitan erat dengan dengan adanya kerajaan Majapahit.
Menurut legenda, kata Bawean berarti ada matahari. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, penduduk suku ini sering melakukan perantauan untuk mencari pekerjaan.
BACA JUGA:Kenali 2 Suku di Provinsi Lampung Ini, Sejarah hingga Kebiasaan Adatnya
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi suku ini sering merantau keberbagai daerah untuk mencari pekerjaan.
Mereka merantau bahkan sampai kebelahan negara Indonesia lainnya, bahkan sampai ke Mancanegara seperti Singapura dan Malaysia.
BACA JUGA:10 Suku Yang Ada di Sumatera Selatan, Sejarah, Bahasa Hingga Adat Istiadatnya
Kebiasaan suka merantau dari suku ini sudah menjadi budaya kehidupan sehari-hari, dimana kebiasaan merantau sudah ditanamkan sejak mereka kecil. Budaya merantau ini sudah tertanam pada kaum pria suku Bawean sejak pada abad ke-19.
Selain itu, suku ini memiliki rimah adat unik yang diberi nama rumah Dhurung. Sebenarnya Dhurung adalah rumah tambahan yang digunakan untuk menerima tamu. Luas Dhurung sekitar 2x3 meter.
BACA JUGA:8 Suku Bangsa Yang Ada di Aceh, Sejarah, Budaya dan Adat Istiadatnya Yang Unik
Pada zaman dulu, bangunan ini dibagian atasnnya biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan padai dan hasil pertanian lainnya.
Pulau Bawean terkenal dengan wisata alamnya. Adanya rusa liar dan wisata kampung bahari. Suku ini mempunyai tradisi Maulud, yang diadakan oleh masyarakat Kampung Sungai Datuk, Kecamatan Bitan Timur.(**)