Alat musik ini layaknya terompet dengan dilengkapi corong suara di bagian ujungnya yang terbuat dari kuningan.
Kuningan tersebut yang membuat suara serunai yang dikeluarkan sangat khas bagi masyarakat Bengkulu.
Selain kegiatan adat, serunai juga digunakan untuk dalam acara-acara pernikahan terutama pernikahan yang menggunakan adat daerah seperti adat Bengkulu, Rejang ataupun adat Pekal Mukomuko.
Tentunya alat musik ini digunakan dengan berbagai alat musik lainnya seperti dol, gendang dan alat musik seperti simbal dan lainnya.
BACA JUGA:Berebut Lahan Parkir, Jukir Dianiaya Rekan dengan Sajam Lapor Polisi, Begini Kronologisnya
Alat musik ini terdiri dari delapan lubang yang satu diantaranya berada di bagian bawah dan tujuh di bagian depan.
Instrumen nada serunai terdiri dari nada-nada diatonis 1,2,3,4,5,6,7,1 yang masing-masing nadanya jika ditutup memiliki tekanan nada yang berbeda.
Konon kabarnya jika awal-awal masa dulu dikenal alat musik serunai hanya boleh digunakan dalam kegiatan kegiatan-kegiatan adat.
Bahkan dalam penggunaan sendiri hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu yang merupakan orang dewasa yang dianggap memahami tentang adat.
Di Bengkulu serunai kebanyakan digunakan dalam kegiatan upacara tabut yang memang menjadi salah satu kegiatan penting di Bengkulu.
Namun dalam perkembangan kekinian, Serunai sudah bisa digunakan siapa saja.
Bahkan saat ini pengembangan kebudayaan sudah menuntut daerah mengajarkan cara memainkan serunai pada anak-anak dengan tujuan melestarikan budaya.
Hal ini tentunya dengan tujuan untuk menjaga dan melestarikan budaya daerah hingga dari masa ke masa.
BACA JUGA:15.967 Masyarakat Terima Beras Bulog, Kades Siap-Siap Disanksi
Sehingga kedepannya alat musik serunai tidak hanya menjadi sejarah yang disimpan di museum namun tetap dikenalkan sebagai salah satu alat musik yang digunakan pada generasi muda.