Penyakit DBD kerap meningkat saat musim hujan seperti saat ini, karena banyaknya genangan air membuat nyamuk betah dan membuatnya gampang untuk berkembang biak.
Bahkan dibeberapa tempat di Indonesia kerap menerapkan kejadian luar biasa (KLB) akibat adanya wabah DBD yang menyerang warga.
BACA JUGA: DBD Menyerang, Warga Diminta Gelar PSN
Seperti yang kita ketahui, kasus DBD kembali menjadi momok menakutkan bagi warga Kabupaten Seluma, karena kasus ini kembali meningkat secara drastis di awal tahun 2024.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Seluma mencatat pada Januari 2024 ini sudah ada 27 kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Seluma.
"Sejauh ini sudah ada 27 kasus sampai akhir bulan januari," ujar Kepala Dinkes Seluma, Rudi Syawaludin melalui Kabid Penangulangan penyakit penular (P2P), Muhirin.
Adapun pembagiannya, jumlah kasus DBD yang telah tercatat terjadi di Kecamatan Seluma Utara 8 kasus, Kecamatan Seluma Timur sebanyak 7 kasus dan sisanya di Kecamatan Talo 12.
BACA JUGA:Gencarkan Fogging dan Sosialisasi, DBD Berhasil Diminimalisir
Semuanya dilarikan ke faskes terdekat, mulai dari Puskesmas setempat hingga RSUD Tais.
"Paling banyak kasus DBD ada di Kecamatan Talo sekitar 12 orang," jelas Muhirin.
Disambung Kepala Dinkes, semua warga yang mengalami DBD dan melapor ke Dinkes atau faskes terdekat akan langsung disemprotkan fogging disekitar area rumahnya untuk mencegah penyebaran nyamuk.
Meskipun dilakukan namun fogging tidak dapat mengatasi DBD secara maksimal dan hanya solusi jangka pendek karena yang dibasmi biasanya adalah nyamuk yang sudah dewasa, bukan berbentuk jentik.
Lagipula fogging juga tidak baik apabila terus menerus dilakukan, terlebih lagi asapnya juga tidak baik untuk dihirup.
BACA JUGA:DBD Melandai, Warga Tetap Diminta Waspada
Maka dari itu, untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara gotong royong ataupun membersihkan rumah secara mandiri.