Perusahaan Kuari Diduga Buat Pernyataan Palsu, Warga Beri Pengakuan Mengejutkan

Selasa 06 Feb 2024 - 22:35 WIB
Reporter : zulkarnain wijaya
Editor : Riky Dwi Putra

Tercatat sudah ada sekitar 300 warga yang menandatanganinya, termasuk juga sembilan orang warga yang namanya dicatut dalam izin tetangga.

"Sebagian besar tidak sepakat, dari awal pembahasan juga kami sudah tidak setuju ada eksploitasi di desa kami, ini sudah harga mati," ujar Ketua BPD.

BACA JUGA:3 Agenda Kunjungan Kajati Bengkulu, Bupati Mukomuko “Curhat” 4 Masalah Ini

BACA JUGA:Doa Bersama, Ini Pesan Mahfud MD di Bengkulu Utara, Juga Soal Putusan DKPP

Diceritakan Ketua BPD, puncak keresahan masyarakat terjadi karena belum ada kesepakatan dan penyelesaian secara hukum.

Namun kuari tersebut sudah mencoba menjual bebatuannya keluar. Meskipun hanya sekali dua kali menjual, namun warga keberatan. 

Sebelumnya pada dua bulan yang lalu warga juga sudah menutup akses masuk menuju kuari. Namun karena bahan yang menutupnya berjenis non permanen (Kayu dan Bambu).

Maka mudah saja dibongkar.

Namun kali ini warga tidak ingin kecolongan, maka dari itu kompak warga menutup akses masuk dengan cara membuat portal dari semen, drum bekas dan bebatuan sehingga yang bisa melewati portal tersebut paling besar mobil jenis minibus.

"Tindakan ini untuk menghentikan aksi dari kuari untuk berlalu lintas, sehingga untuk mobil pengangkut batuan dipastikan tidak bisa lewat," tutup Ketua BPD.

BACA JUGA:Maksimalkan Badan Layanan Umum Daerah Pengelolaan Sampah

BACA JUGA:2 Titik Potensi Geothermal di Rejang Lebong Akan Dikembangkan PLN UIP Sumbagsel

Dari pantauan RB di lokasi, giat yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB ini dilakukan atas dasar ketidaksepakatan masyarakat atas berdirinya kuari yang baru saja dibuka sejak tahun 2023 lalu.

Awalnya ratusan masyarakat berbondong bondong mendatangi Balai Desa Talang Alai sebagai titik kumpul.

Lalu kegiatan dilanjutkan dengan penutupan akses masuk menuju kuari yang berjarak 1 kilometer dari balai desa.

Hingga pukul 15.30 WIB, tampak masyarakat masih saling bergantian menumpukkan bebatuan dan cairan semen untuk mengeraskan portal sehingga mobil angkutan berskala besar yang digunakan untuk mengangkut bebatuan galian C tidak bisa melaluinya.

Kategori :