KORANRB.ID - Produksi crude palm oil (CPO) tahun 2023 mencapai 50,07 juta ton atau naik sebesar 7,15 persen dari tahun 2022, yakni sebesar 46,73 juta ton.
Tahun ini, produksi diprediksikan juga turut naik. Di tengah kenaikan produksi tersebut, industri kelapa sawit Indonesia masih harus menghadapi berbagai tantangan tahun ini.
Dari sisi ekonomi global, ketidakpastian masih membayangi pertumbuhan ekonomi global khususnya negara-negara maju.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, selama 2023 harga rata-rata minyak sawit mengalami penurunan.
BACA JUGA:Launching New Honda Stylo 160, Saksikan Performance Special Cholesterol
BACA JUGA:Industri Manufaktur Terus Menguat di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi Global
Turunnya harga rata-rata kelapa sawit selama 2023 dibanding 2022 di pasar Ciff Rotterdam sebesar 28,7 persen.
Di mana rata-rata harga tahun 2023 adalah USD 964 per ton atau jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya dengan rata-rata USD 1.352 per ton.
“Penurunan harga tentunya membuat nilai ekspor menurun signifikan sepanjang 2023,” jelasnya Kamis, 29 Februari 2024.
Penurunan nilai ekspor kelapa sawit cukup signifikan dari USD 39,07 miliar pada 2022 menjadi USD 30,32 miliar tahun 2023.
BACA JUGA:Harga Bahan Pokok Diprediksi Masih Tinggi Hingga Bulan Ramadan
BACA JUGA:Susun Rencana Strategis ASEAN 2026-2030, Indonesia Usulkan 3 Gagasan Penting
BACA JUGA:IIMS 2024, Honda Stylo 160 Primadona Booth Astra Honda Motor
Dengan stok awal tahun 2023 sebesar 3,69 juta ton, stok akhir produk CPO 2023 mencapai 3,14 juta ton.
Selain mengalami penurunan nilai, ekspor CPO memang mengalami penurunan. Ekspor CPO mengalami penurunan 2,38 persen dari 33,15 juta ton tahun 2022 menjadi 32,21 juta ton pada 2023.