Itu sesuai hasil penilaian dan uji coba yang dilakukan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Merapi Bogor langsung oleh instrukturnya, Gendon Subandono pada tahun 2022.
Kondisi fisik Bukit Pabes mirip dengan arena paralayang yang ada di Bogor. Bahkan uji coba sudah dilakukan sampai 3 kali dengan melibatkan para atlet paralayang kelas nasional.
Dari ketiga uji coba itu semuanya berhasil mendarat dengan sempurna.
Pengembangan paralayang di Kabupaten Lebong merupakan salah satu upaya Pemkab Lebong memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Kabupaten Lebong.
Dimana geografisnya yang dikelilingi wilayah perbukitan sangat menunjang pengembangan destinasi wisata yang salah satunya adalah paralayang.
BACA JUGA:Harga Bapok Naik, Satgas Pangan Kaur Turun Operasi Pasar, Ini Hasilnya
Tidak hanya akan mengangkat nama Kabupaten Lebong, keberadaan olahraga paralayang juga diharap mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bahkan tidak menutup kemungkinan akan memunculkan bibit atlet paralayang tingkat nasional dari Lebong.
Bahkan menurut Kepala Dinas Parowisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Lebong, Riki Irawan, S.Sos, M.Si, Pemkab Lebong telah mengirim 5 calon atlet mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) paralayang yang diselenggarakan FASI di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
''Para calon atlet paralayang yang dikirim mengikuti diklat itu telah menjalani proses seleksi yang teknisnya melibatkan TNI, Polri serta OPD (organisasi perangkat daerah, red) teknis, seperti dinas kesehatan,'' ungkap Riki.
Para calon atlet paralayang yang dikirim mengikuti diklat itu berusia antara 16 tahun hingga 20 tahun.
Sengaja dijaring yang usianya muda dengan harapan memiliki waktu panjang untuk diberdayakan dalam mengembangkan olahraga paralayang di Kabupaten Lebong.
Untuk diketahui, di awal perkembangannya olahraga paralayang dikenal dengan sebutan olahraga terjun gunung.
Kelompok Terjun Gunung Merapi yang didirikan di Yogyakarta menjadi salah satu penanda hadirnya komunitas olahraga dirgantara ini.
BACA JUGA:Selama Ramadhan, Warem di Liku 9 Bengkulu Tengah Harus Tutup!
BACA JUGA:Minta Jalan Pemprov Longsor Segera Ditangani, Pastikan Akses ke Lapas dan TPA Dihotmix
Pada kurun waktu berikutnya, mulai hadir para penggiat yang mewarnai olahraga ini. Pada tahun 1992 ini tercatat tak lebih dari 5 parasut yang ada di Indonesia.