Terdapat juga dokter umum dan dokter gigi yang standby 24 jam karena sudah disiapkan rumah dinas (Rumdin) yang tidak jauh dari Puskesmas tersebut.
"Sehingga tidak ada alasan untuk Puskesmas perawatan tidak dapat melayani pasien selama 24 jam, karena pegawainya memiliki shift yang bergantian," imbuh Rudi.
Tidak hanya memantau dan memastikan kesiagaan petugas nakes, Rudi Syawaludin beserta rombongan juga memeriksa sejumlah progress pembangunan di 4 puskesmas tersebut.
Di Puskesmas Tais, Rudi memantau proses pemasangan solar cell dan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) serta memantau progress rehabilitasi/rekontruksi bangunan Puskesmas Tais.
BACA JUGA:DBD Makan Korban, 2 Orang Meninggal Dunia di Bengkulu Selatan
Begitu juga dengan Puskesmas Penago II, Rudi juga memantau pemasangan solar cell, IPAL dan progress rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan Puskesmas tersebut.
Sedangkan di Puskesmas Seluma Timur, Rudi hanya memeriksa pemasangan IPAL dan solar cell.
Karena di tahun ini puskesmas tersebut tidak mendapatkan jatah rehabilitasi bangunan.
"Untuk IPAL anggarannya Rp610 juta dan Solar Cell Rp984 juta.
BACA JUGA:Kejari Pengembangan, Tak Berhenti 7 Tersangka, Ini Modus Korupsi di RSUD Mukomuko
Tahun ini beberapa Puskesmas lainnya juga mendapatkan item tersebut, sumbernya dari dana alokasi khusus (DAK)," ungkap Rudi Syawaludin.
Terakhir, Rudi juga melakukan kunjungan ke Puskesmas Masmambang untuk memeriksa kesiapan terkait relokasi puskesmas yang akan direlokasi tahun ini.
Tepatnya dari Kelurahan Masmambang, ke Desa Bunut Tinggi.
Relokasi ini menelan anggaran DAK sebesar Rp9,2 miliar.
BACA JUGA:Tertekan Boikot, Industri Mamin Bertahan Tidak Lakukan PHK
Untuk lokasinya, Rudi mengatakan bahwa di Desa Bunut Tinggi Kecamatan Talo, sudah tersedia lahan eks lapangan bola milik pemerintah desa (Pemdes) seluas 3/4 hektare yang dihibahkan untuk relokasi puskesmas.