Eks Pejabat Desa : Hutan Berubah jadi Kebun Kelapa Sawit Sudah Berlangsung Lama, APH Diminta Usut Tuntas
Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ipuh l di Kecamatan Sungai Rumbai Mukomuko sudah menjadi perkebunan kelapa sawit. --firmansyah/rb
KORANRB.ID – Adanya alih fungsi kawasan hutan negara atau yang lebih dikenal dengan Bentang Alam Seblat terbentang dari Bengkulu Utara hingga ke Mukomuko sudah berlangsung cukup lama.
Berdasarkan pantauan RB di lapangan, ditemukan plakat atau penanda bawasanya lokasi tersebut merupakan kawasan hutan negara.
Namun sayangnya plakat yang diduga menandakan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Ipuh l di Kecamatan Sungai Rumbai tersebut, saat ini sudah berada di tengah perkebunan sawit yang tidak diketahui pemiliknya.
Selain itu juga ditemukan terdapat banyak masyarakat yang mengantungkan hidup dengan menjadi buruh sawit di dalam kawasan hutan tersebut.
BACA JUGA:Tampung Seluruh Panen Padi dan Jagung Petani, Pemkab Bengkulu Tengah Gandeng Bulog
BACA JUGA:Tingkat Kejahatan di Bengkulu Tengah Menurun, Kasus Lakalantas Meningkat
Bahkan membuat tempat tinggal secara berkelompok.
Tidak hanya mendatangi lokasi RB juga melakukan wawancara dengan mantan pejabat desa di Kecamatan Sungai Rumbai yang berinisial SL.
Dalam wawancara tersebut SL mengaku sudah sangat lama kawasan hutan di daerah Gajah Mati Kecamatan Sungai Sumbai ini dibuka menjadi kebun sawit dengan luasan hingga ratusan hektare.
Baik ada yang dimiliki perorangan 3 sampai 5 Ha, bahkan juga ada masyarakat yang menguasai hingga ratusan Ha.
BACA JUGA:Masa Kerja Tenaga Honorer Diperpanjang Hingga Pelantikan PPPK
BACA JUGA:Usulkan Perbaikan Bendungan dan Jaringan Irigasi ke Presiden Prabowo
“Kalau nama HPT nya kami tidak tahu, tapi pembukaan perkebunan sawit di kawasan ini sudah sangat lama. Yang pastinya di sekitaran kawasan izin PT Bentar Arga Timber (BAT). Saat ini sudah berubah menjadi kebun sawit. Dengan luasan kepemilikan tergantung dari modal penggarap,”cerita SL.
SL juga mengatakan, selain membuka kebun sawit di kawasan tersebut, warga juga banyak yang menjadi buruh di lokasi perkebunan sawit tersebut.