Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Suku Serawai: Terbesar Kedua di Bengkulu, Sejarah, Adat Istiadat dan Bahasa
SUKU SERAWAI: Sebagian besar masyarakat Suku Serawai, mendiami wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, seperti di daerah Manna, Pino, Seginim, Kelutum, Seluma, Talo dan Sukaraja. Ist/google maps/koranrb.id--
Mata pencaharian
Adapun matapencaharian pokok dari Suku Serawai adalah bercocok tanam di sawah dan ladang serta peternakan seperti memelihara ayam, kerbau, kambing, biri-biri dan sebagainya.
BACA JUGA:Alasan Pesawat Delay, Kenali Faktor Penyebabnya Selain Cuaca
Selain bercocok tanam, mereka juga berkebun, seperti berkebun kopi dan cengkeh. Adanya perairan laut dan sungai, sehingga banyak menyediakan ikan, sedangkan hasil hutan banyak terdapat kayu, rotan, damar yang cukup menguntngkan dalam kesehariannya.
Bahasa
Bahasa Suku Serawai termasuk kedalam rumpun bahasa Melayu, serta dekat dengan bahasa Pasemah. Ada dua dialek yang digunakan yaitu dialek Manna dan dialek Serawai.
Dikutip dari berbagai sumber, pada zaman dahulu suku ini pernah mengembangkan suatu aksara yang disebut dengan tulisan ulu atau tulisan rencong.
Agama dan kepercayaan
Pada masa sekarang, mayoritas orang Serawai telah memeluk agama Islam, namun demikian masih ada sisa yang berupa keyakinan animisme yang masih dilaksanakan, seperti upacara membasua dusun (bersih desa) yang dipimpin oleh Jeghangau dusun.
BACA JUGA:5 Laut Terdalam di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia
Adat istiadat perkawinan
Adapun perkenalan bujang dan gadis terjadi dirumah si gadis, apabila seorang bujang ingin berkenalan dengan gadis, maka bujang tersebut harus kerumah si gadis, selain itu harus diterima dahulu oleh orang tua si gadis.
Seorang bujang harus merayu orang tua dari si gadis dengan bahasa yang halus dan merendahkan diri, apabila ingin mengenal lebih dekat gadis pujaan hatinya.
Jika gadis tersebut ada hati pada tamunya, maka setelah dipanggill oleh orang tuanya, ia akan keluar untuk menemui bujang tersebut, apabila ia tidak ada hati pada bujang tersebut, maka ia tidak akan menemuinya.
Apabila dalam perkenalan tersebut, mereka telah sepakat untuk meneruskan hubungan, maka hubungan tersebut dapat berlanjut ke jenjang pernikahan.