Pemerintah Siapkan Program Belanja dan Diskon Transportasi
DISKON: Pemerintah menyiapkan belanja dan diskon transportasi untuk mencapai target pertumbuhan di 2025. --
JAKARTA - Pemerintah terus memperkuat daya dorong ekonomi nasional dalam rangka mencapai target pertumbuhan di tahun 2025, terutama melalui sektor perdagangan dan konsumsi rumah tangga. Pada Triwulan III-2025, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 53,14%.
Selain itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Oktober 2025 juga berada pada level optimis yaitu 121,2 meningkat dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 115,0. Pada September 2025, Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh 3,7% (yoy), naik dari 3,5% pada bulan sebelumnya, terutama didorong oleh penjualan suku cadang dan aksesori, makanan, minuman, tembakau, serta barang budaya dan rekreasi.
“Sehingga kita mengatakan bahwa seluruh resiko ke depan sebetulnya sudah price in di dalam rupiah, di dalam tingkat suku bunga, dan tingkat penyaluran kredit. Dan berharap UMKM bisa meningkatkan produksinya ke depan,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Peluncuran dan Konferensi Pers Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS) 2025, di Gandaria City Mall, Jakarta, Kamis (4/12).
BACA JUGA:Bengkulu Percepat Konsolidasi Menuju Provinsi Layak Anak
BACA JUGA: Seminar Nasional Unived Bengkulu Bahas Ekonomi dan Ketahanan Usaha
Pemerintah terus mendorong penguatan konsumsi masyarakat, baik melalui belanja offline maupun online. Untuk belanja offline, Pemerintah berkolaborasi dengan Aprindo mendukung program EPIC Sale serta dengan HIPPINDO mendukung program BINA Indonesia Great Sale. Sementara itu, untuk mendorong belanja online, Pemerintah mendukung idEA dalam menyelenggarakan Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS).
Selama lebih dari satu dekade, HARBOLNAS telah terbukti efektif dalam mendorong aktivitas belanja digital. Pada tahun 2024, program ini mencatat transaksi Rp31,2 triliun dengan kontribusi produk lokal sebesar Rp16,1 triliun, atau 51,6%. Di tahun 2025 ini, HARBOLNAS menargetkan peningkatan transaksi setidaknya 10% dibanding tahun lalu, yakni Rp35 triliun serta mendorong partisipasi 1.000 pelaku UMKM.
“Program ini untuk mendorong pertumbuhan di bulan Desember. Jadi bersama dengan program EPIC Sale. Kemudian program BINA Great Sale, Belanja di Indonesia Aja. Nah target spending di bulan Desember Rp110 triliun. Jadi harapannya ini bisa jadi mengungkit pembelian. Kemudian tentu produk lokal kita harapkan bisa ditingkatkan,” ujar Menko Airlangga.
Program HARBOLNAS tahun ini yang akan berlangsung pada tanggal 10–16 Desember 2025, dengan mengusung tema #NyatakanCintaNusantara. Tema ini mencerminkan komitmen untuk mendorong para pelaku usaha dalam memasarkan produknya serta memaksimalkan penjualan produk lokal melalui platform digital.
BACA JUGA:Hingga Awal Desember 2025, Realisasi Pajak Reklame Kota Bengkulu Baru 64 Persen
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Perkuat Data Kemiskinan dan Stunting untuk 2026
Sebagai bentuk komitmen memperkuat perdagangan digital, Pemerintah mendukung idEA dan berbagai platform e-commerce mengawal langsung pelaksanaan HARBOLNAS 2025. Untuk menjamin akurasi data, pencatatan transaksi tahun ini dipantau secara independen oleh Nielsen IQ.
Lebih lanjut, Pemerintah juga mengeluarkan Program Diskon Transportasi Nasional yang mencakup empat moda utama yaitu Kereta Api dengan diskon 30%, Angkutan Laut (PELNI) dengan diskon 20% dari tarif dasar kelas ekonomi, Penyeberangan (ASDP) dengan pembebasan 100% tarif jasa kepelabuhanan, setara diskon rata-rata 19%, serta Angkutan Udara dengan potongan harga 13–14%. Hal ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV-2025 melalui konsumsi rumah tangga.
“Jadi kami berharap bahwa dengan kegiatan ini mobilitas bisa menjadi tinggi. Dan jumlah orang Indonesia yang berkeliling untuk liburan akhir tahun juga bisa meningkat. Karena ini diharapkan pertumbuhan di bulan Desember ini atau di kuartal keempat, Indonesia berharap pertumbuhannya range-nya antara 5,4 sampai 5,6 persen. Jadi konsumsi diharapkan menjadi pengungkit,” pungkas Menko Airlangga.