Kemenag Keluarkan Rencana Perjalanan Haji 2024, Ini Jadwalnya

HAJI: Salah seorang Petugas Haji Daerah (PHD) melakukan tugasnya pada musim haji 1444 H, 2023 lalu.--IST/RB

Sementara itu perbedaan penetapan hari besar Islam tahun ini kembali terjadi. Tahun ini hampir dipastikan umat Islam akan mengawali puasa (1 Ramadan 1445 H) tidak serentak. Versi Muhammadiyah 1 Ramadan atau awal puasa jatuh pada Senin 11 Maret. Sementara pemerintah dan NU, diperkirakan bakal mengawali puasa pada 12 Maret. 

Ketetapan awal puasa oleh Muhammadiyah itu beredar di masyarakat. Ormas Islam berlogo sinar matahari itu juga sudah menetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri jatuh pada 10 April. Muhammadiyah juga menetapkan 10 Zulhijjah atau Idul Adha jatuh pada 17 Juni.

BACA JUGA:Analisa Fakta Sidang Asrama Haji, Seret Tsk Lain

Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada 11 Maret, karena hilal sudah di atas ufuk pada 10 Maret (29 Syakban) atau sudah wujud. Posisi ketinggian hilal itu menggunakan pendekatan hisab. Ketentuan yang menjadi patokan Muhammadiyah selama ini adalah, pokoknya hilal sudah di atas ufuk berarti terjadi pergantian bulan. Pada 10 Maret nanti, hilal sudah di atas ufuk dengan ketinggian maksimal satu derajat. Maka 11 Maret sudah awal puasa.

Guru besar riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan potensi perbedaan awal puasa sangat mungkin terjadi. Dari tulisan yang dia buat 10 Juli 2023 lalu, 1 Ramadan jatuh pada 12 Maret. ’’Pada saat maghrib 10 Maret, posisi bulan di Indonesia hanya sekitar 1 derajat atau kurang,’’ katanya.

BACA JUGA:Jemaah Haji Lansia 2024 Tembus 46 Ribu

Dengan posisi itu, belum memenuhi kriteria yang ditetapkan MABIMS. Thomas juga mengatakan kriteria yang diadopsi pemerintah Indonesia adalah tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi geosentrik minimal 6,4 derajat. Dia mengatakan selama tinggi hilal sudah diatas kriteria itu, hilal bisa dilihat atau dirukyat.

BACA JUGA:Haji, Kemenag Buka Usulan Jemaah Pendamping

’’Asal sudah di atas kriteria, biasanya ada yang mengaku melihat hilal dan bisa diterima di sidang isbat,’’ tuturnya. Tetapi ketika hilal masih di bawah kriteria MABIMS itu, apalagi di bawah 1 derajat, sulit dilihat atau dirukyat. Sehingga nanti saat sidang isbat Kementerian Agama tidak ada yang melapor berhasil melihat hilal.

Sedangkan untuk Idul Fitri, Thomas mengatakan kemungkinan akan serentak. ’’Insyaallah Idul Fitri serentak 10 April,’’ katanya. Merujuk hasil hisab Muhammadiyah, tinggi hilal di 9 April (29 Ramadan) mencapai 6 derajat lebih. Dengan ketinggian seperti itu, hilal dengan mudah untuk dilihat. Sehingga lebaran versi Muhammadiyah maupun pemerintah dan NU nanti jatuh pada 10 April.

BACA JUGA:Perkara Asrama Haji, Pihak Pokja dan Kemenag Dihadirkan JPU, Bersaksi Pandemi Jadi Permasalahan Revitalisasi

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan, metode yang digunakan pemerintah adalah hisab dan rukyat. ’’Jadi (penetapan awal puasa) masih menunggu sidang isbat,’’ katanya. Masyarakat bisa menunggu hasil sidang isbat dan keputusannya akan disampaikan secara terbuka ke publik. (**) 

 

Rencana Perjalanan Haji (RPH) 2024

- 11 Mei : Jemaah haji masuk asrama haji

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan