Tradisi Unik Bulan Suci Ramadhan di Berbagai Daerah, Termasuk Nujuh Likur di Bengkulu

Nujuh likur merupakan salah satu tradisi menyambut ramadhan yang ada di Bengkulu --

Nujuh likur artinya adalah dua puluh tujuh. Dimana tempurung kelapa yang dijadikan lujuk dan memiliki makna yang melambangkan buah yang penuh manfaat yaitu buah kelapa.

Buah kelapa tersebut melambangkan rasa syukur masyarakat.

Dimana semakin tinggi lujuk maka semakin tinggi pula rasa syukurnya dan keinginannya akan terkabulkan.

BACA JUGA:Ramadan Manfaatkan untuk Menambah Cuan, Ini 5 Rekomendasi Usaha yang Bisa Dilakukan

Nujuh Likur (Api Jagau) biasanya dilakukan tidak hanya pada saat menyambut bulan puasa, tetapi dilakukan juga pada saat menyambut Idul Fitri dan juga Idul Adha.

Tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang zaman dahuli atau leluhur serawai. 

Anak-anak Serawai biasanya mengumpulkan tempurung kelapa kemudian disusun didepan pekarangan rumah masing-masing dan dibalar ketika malam hari.

3. Jawa tengah - Nyadran 

Dalam menyambut bulan puasa, masyarakat jawa juga tak kalah antusiasnya.

Tradisi yang dilakukan oleh warga Jawa menjelang bulan suci ramadhan adalah Nyadran. 

BACA JUGA:3 Sajian Lezat dan Bergizi Ini Cocok Untuk Berbuka Puasa Ramadan, Ini Resepnya

Tradisi Nyadran adalah kegiatan ziarah kubur yang dilakukan secara berbondong-bondong oleh warga yang hendak mengunjungi makam keluarganya.

Acara ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu Kenduri (pembacaan ayat Al-Quran), berzikir, tahlilan, doa bersama, dan ditutup dengan makan bersama sambil menggelar tikar di pinggir jalan dan menyajikan berbagai macam makanan tradisional.

Kemudian, setelah itu acara dilanjutkan adalah Besik atau pembersihan makam, dan ditutup dengan ziarah kubur. 

4. Jawa Barat - Munggahan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan