4 Dialek Ini Akan Direvitalisasi, Salah Satunya Lembak

DISKUSI: Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terumpun penyusunan modul pembelajaran bahasa daerah revitalisasi bahasa daerah Provinsi Bengkulu. BELA/RB--

Ketua Panitia Penyusunan, Riqqah Dhiya Ramadhanty, S.Pd., M.A., mengatakan ditambahkannya 4 dialek ini, untuk mengembangkan revitalisasi yang sebelumnya sudah dilakukan. 

Para penyusun modul yang diundang oleh Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu dikatakan Riqqah juga didominasi oleh penutur jati dari empat dialek baru yang akan direvitalisasi tersebut.

BACA JUGA:Daftar 10 Negara Terkaya di Dunia, Salah Satunya Negara Tetangga Indonesia

"Terdapat 3 orang penutur jati dialek Pekal, 3 orang penutur jati dialek Nasal, 3 orang penutur jati dialek Lembak, dan 3 orang penutur jati dialek Pasemah," terang Riqqah.

Selain itu, pihaknya juga mengundang 4 orang penutur jati bahasa Enggano, 1 orang penutur jati bahasa Rejang, 1 orang penutur jati bahasa Bengkulu dialek Serawai, 7 orang maestro Revitalisasi Bahasa Daerah Bengkulu, serta 5 orang penyunting bahasa. 

"Materi yang akan menjadi wahana pembelajaran RBD tahun ini tetap mengadopsi materi pada tahun sebelumnya," terangnya.

Lebih lanjut, materi tersebut terbagi menjadi dua jenjang pendidikan. 

Untuk jenjang SD materi pembelajaran bahasa daerah yang diterapkan adalah membaca dan menulis puisi berbahasa daerah, berpidato dalam bahasa daerah, mendongeng dalam bahasa daerah dan membaca serta menulis Aksara Ulu. 

Sedangkan untuk jenjang SMP materi pembelajaran bahasa daerah yang diterapkan adalah menulis cerpen

berbahasa daerah, komedi tunggal berbahasa daerah, tembang tradisi dan membaca serta menulis Aksara Ulu. 

"Secara garis berasnya ini terbagi menjadi dua kelompok itu," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penyusun, Prof. Sarwit Sarwono, M.Hum, menyampaikan proses diskusi 

penyusunan modul pembelajaran bahasa daerah ini merupakan hal yang inovatif dan krusial dalam proses RBD di Provinsi Bengkulu.

Meski demikian, modul ini tidak membatasi kreatifitas dan inovasi dalam penerapannya di kelas oleh Guru Master.

"Diharapkan ini dapat bebas diaplikasikan dan diinterpretasikan sepanjang ditujukan demi proses revitalisasi bahasa daerah," terang Sarwit.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan