Donasi SEB Terkumpul Rp12,5 Juta
DONASI: Warga Bengkulu yang berdonasi untuk sekolah energi bersih jilid II. IST/RB--
KORANRB.ID – Tim canvaser Sekolah Energi Bersih (SEB) menargetkan pemasangan perangkat energi terbarukan di SMA Sint Carolus Kota Bengkulu pertengahan 2024 ini.
Pemasangan panel surya dan turbin angin diperkirakan menelan anggaran mencapai Rp150 juta.
BACA JUGA:Marak Rokok Ilegal, Bujang: Jangan Dibeli
Manajer Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia, Hosani Hutapea menyebutkan untuk menyukseskan agenda pemasangan perangkat energi terbarukan tersebut, digelar donasi.
“Donasi terbaru sudah terkumpul Rp12,5 juta dari total donatur 510 orang,” sebut Hosani.
BACA JUGA:COVID-19 Kembali, Jangan Panik dan Tetap Waspada!
Hosani mengungkapkan sudah banyak masyarakat Bengkulu terlibat menjadi penyelamat bumi untuk generasi masa depan dengan berdonasi untuk agenda SEB jilid II ini.
“Pengumpulan donasi masih berlangsung hingga Juni 2024 dan publik masih berkesempatan untuk terlibat langsung dalam agenda ini,” sampai Hosani.
BACA JUGA:Gagal Tanam Dua Kali, Usul 15,4 Ton Benih Inpari
“Kami menargetkan sebanyak mungkin orang yang terlibat,” imbuhnya.
Selain mengumpulkan donasi untuk sumber energi terbarukan, Kanopi Hijau Indonesia lewat program SEB juga meningkatkan kesadara kristis publik terutama generasi muda tentang urgensii transisi energi berbentuk sosliasasi di SMA sint Carolus, SMA N 1 Kota Bengkulu, SMA N 4 Kota Bengkulu, SMA N 7 Kota Bengkulu, SMK N 2 Kota Bengkulu, SMK N 3 kota Bengkulu.
BACA JUGA:Potensi Karhutla 2024, Yuliansyah: Kita Jelaskan Sanksi
Penyadaran lewat dialog dan pengumpul donasi juga digelar di ruang publik di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu pada Desember 2023 lalu, yang digelar dalam Konser Energi Muda. Kegiatan ini berkolaborasi dengan organisasi kemasyarakatan lainnya, komunitas terdampak energi kotor, komunitas pengguna energi bersih, mahasiswa dan pelajar.
Dari proses interaksi yang dilakukan oleh canvaser atau relawan SEB, sebagian besar publik merasakan bahwa saat ini suhu bumi semakin panas dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi akibat penggunaan bahan bakar fosil.