Meskipun Menjadi Andalan Petani, Plastik Mulsa Memiliki Sisi Negatif, Simak Penjelasannya

Sabtu 11 May 2024 - 18:09 WIB
Reporter : Firmansyah
Editor : Sumarlin

Produksi, distribusi, dan pembuangan plastik mulsa membutuhkan energi fosil dalam jumlah besar. 

Hal ini tentunya berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim karena penggunaan bahan bakar fosil yang terkait dengan proses tersebut.

Selain itu penutupan tanah dengan plastik mulsa menghalangi sirkulasi udara dan air di tanah. 

Ini dapat mengurangi kualitas tanah serta mengganggu mikroorganisme yang diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah.

Sama seperti produk plastik lainnya, saat usai digunakan plastik mulsa yang tidak terurai dengan cepat dapat menjadi sumber sampah yang sulit diolah. 

Pemusnahan yang tidak tepat dapat menyebabkan penumpukan sampah plastik di tempat pembuangan akhir atau tersebar di lingkungan. 

Plastik mulsa juga mengandung bahan kimia berbahaya, seperti bisfenol A (BPA) dan ftalat. 

Penggunaan bahan kimia ini dapat berpotensi merusak tanah dan air, serta dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia melalui kontaminasi makanan dan air minum.

Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan plastik mulsa, alternatif ramah lingkungan seperti mulsa organik atau teknik pengelolaan tanah yang lebih berkelanjutan dapat dipertimbangkan.

Pengurangan penggunaan plastik secara keseluruhan dan peningkatan dalam daur ulang plastik juga merupakan langkah-langkah penting untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh plastik mulsa.

Kategori :